Crispy

Amerika Tambahkan Empat Media China Sebagai Agen Propaganda

JAKARTA-Pemerintah Amerika Serikat (AS) secara terang-terangan menyebut lagi empat media China sebagai misi negara asing dan sebagai “saluran propaganda”, di bawah kendali Partai Komunis.

Pernyataan tersebut disampaikan Diplomat senior AS untuk Asia Timur, David Stilwell, di hadapan wartawan, Senin (22/6/2020 ), dengan menyebut keempat media tersebut: China Central Television (CCTV), China News Service (CNS), People’s Daily, dan Global Times ke dalam daftar saluran berita yang dikelola negara yang diawasi secara ketat oleh Washington di tengah “perang media”-nya dengan Beijing.

“Partai Komunis tidak hanya menerapkan kontrol operasional saja terhadap alat propaganda tersebut, namun juga secara penuh menjalankan kontrol terhadap konten mereka,” kata Stilwell seperti yang disampaikan Reuters.

Baca juga: Trump Akan Larang Warga Asing Datang ke Amerika Hingga Akhir 2020

“Keempat saluran ini bukan saluran media; mereka adalah gerai propaganda,” kata David Stilwell, diplomat berwenang AS untuk Asia Timur kepada para wartawan.

Sementara pada Senin (22/6/2020) lalu, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Morgan Ortagus menyebut keempat saluran berita itu sebagai organisasi yang “dikendalikan secara efektif oleh pemerintah Republik Rakyat China.”.

Sedangkan VOA melaporkan, keempat media itu akan diminta untuk melaporkan rincian tentang karyawan mereka dan transaksi real estatenya ke Departemen Luar Negeri. Pemerintah Amerika menerapkan tindakan itu serupa dengan persyaratan administrasi tertentu yang diterapkan pada semua kedutaan dan konsulat asing di AS.

Baca juga: Australia Perpanjang Keadaan Darurat Covid hingga 1 Juli

Namun hingga saat ini belum ada permintaan pada media-media itu untuk mengurangi jumlah stafnya.

Sebelumnya, pada 18 Februari, Pemerintah AS telah menetapkan beberapa outlet media termasuk Kantor Berita Xinhua, China Global Televisi Network (CGTN), China Radio International, China Daily Distribution Corporation dan Hai Tian Development USA sebagai “misi asing”.

Bahkan bulan Maret, dengan alasan “intimidasi yang berlangsung sejak lama serta kekerasan terhadap jurnalis” oleh pemerintah China, pemerintah AS memangkas jumlah jurnalis media China yang diizinkan bekerja di kantor pemerintahan, dari 160 menjadi 100 orang,

Kemudian China membalas mengusir sekitar belasan orang koresponden asal AS yang bekerja untuk New York Times, Wall Street Journal, dan Washington Post.

Hingga kini belum ada reaksi Kedutaan Besar China di Washington belum memberikan komentar terkait hal ini.

(tvl)

Back to top button