Crispy

Cina Langgar Perbatasan India dan Dirikan Desa-desa

Sengketa perbatasan Cina-India itu menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua negara bisa terseret ke dalam perang, khususnya perang nuklir.

JERNIH– Setidaknya tiga desa bermunculan tahun ini di wilayah sensitif strategis di sepanjang perbatasan de facto antara India dan Cina, yang disebut Garis Kontrol Aktual (LAC).

Citra satelit dari desa-desa tersebut, yang diberikan kepada VICE World News oleh perusahaan pencitraan Amerika Planet Labs pada 9 Desember 2020 itu menunjukkan persaingan strategis yang berkelanjutan antara dua negara terpadat di dunia yang memiliki senjata nuklir itu.

Desa-desa tersebut dibangun kira-kira lima kilometer dari Bum La pass di Negara Bagian Arunachal Pradesh di India timur laut, yang tidak diakui Cina sebagai bagian dari India. Cina, sebaliknya, menyebut wilayah itu sebagai Tibet Selatan.

Desa-desa itu telah menimbulkan kekhawatiran bagi India, terutama setelah beberapa bulan sebelumnya terjadi pertarungan sengit dengan militer Cina yang menyebabkan kematian personel Angkatan Darat India. Cina tidak mengungkapkan jumlah pasti korbannya dalam konflik tersebut. Sengketa perbatasan itu menimbulkan kekhawatiran bahwa kedua negara bisa terseret ke dalam perang, khususnya perang nuklir.

Hanya sepekan sebelum citra satelit itu muncul, muncul visualisasi satelit dari desa-desa di perbatasan Cina dengan Bhutan, dan satu desa dibangun 2,5 kilometer di dalam perbatasan Bhutan. Hal itu terutama mengkhawatirkan para pakar keamanan India karena desa Cina itu hanya berjarak tujuh kilometer dari Doklam, daerah perbatasan Bhutan dan India tempat tentara India dan China mengalami bentrokan militer pada 2017.

Pada November 2020, Global Times, tabloid yang dikelola pemerintah Cina, menanggapi kontroversi tersebut dengan menyatakan bahwa desa ini sebenarnya berada di dalam wilayah Cina. Desa tersebut, yang memiliki fasilitas seperti lapangan umum, ruang kesehatan, supermarket, dan landasan pacu plastik, mencontohkan “peningkatan besar dalam kapasitas konstruksi infrastruktur Cina” meskipun medannya sulit, menurut laporan itu.

“Ada banyak tempat di mana orang-orang di perbatasan Cina telah tinggal dan merumput untuk waktu yang lama,” menurut laporan itu. “Namun, lebih banyak orang dibutuhkan di sepanjang perbatasan untuk benar-benar menjaga kedaulatan teritorial Cina.”

VICE World News menghubungi Angkatan Darat India untuk mengonfirmasi laporan itu, tetapi tidak menerima respons hingga penulisan artikel ini.

Brahma Chellaney, profesor Kajian Strategis di Center for Policy Research di New Delhi, mengatakan kepada VICE World News bahwa strategi pembesaran teritorial Cina di Himalaya mirip dengan ekspansionismenya di Laut Cina Selatan.

“Dengan secara diam-diam membangun desa baru di perbatasan India, Nepal dan Bhutan, Cina berusaha untuk menegaskan klaim teritorialnya,”kata Chellaney.

Di sektor pusat LAC, kata dia, di seberang dataran Barahoti yang diperebutkan di India utara, pasukan Cina telah memasang “modul rumah kontainer baru”.

“Faktanya, ukuran teritorial Cina menjadi lebih dari dua kali lipat sejak berada di bawah pemerintahan komunis pada 1949. Namun, Cina masih terus terlibat dalam memperluas wilayah perbatasannya,” lanjut Chellaney.

Pada Agustus 2020, Global Times menerbitkan laporan lain yang mendokumentasikan penggembala Tibet yang tinggal dekat perbatasan Cina dengan India mendapatkan akomodasi yang didirikan oleh otoritas China. “Bagi warga yang mendirikan rumah dekat perbatasan, menggembala adalah aktivitas berpatroli dan tinggal di sana sama halnya dengan menjaga perbatasan.”

Para ahli melihat ini sebagai bagian dari taktik perampasan tanah bertahap China, yang juga disebut sebagai “salami slicing” atau menegaskan kontrol de facto atas wilayah secara bertahap. Pada Agustus 2020, VICE World News melaporkan China menggunakan penggembala untuk menguasai lahan India.

LAC adalah demarkasi konseptual antara wilayah India dan Cina. Perbatasan resmi tidak pernah ditandai di peta karena keduanya tidak setuju akan rinciannya. India menganggap LAC sepanjang 3.488 kilometer, sementara Cina menganggapnya sepanjang 2.000 kilometer.

Ketidakjelasan perbatasan juga mengakibatkan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) “menculik” warga sipil India, yang perlahan bergerak ke sisi lain saat tengah sibuk mencari makan atau memancing.

“Presiden Cina Xi Jinping telah berencana untuk menciptakan keamanan nasional menyeluruh selama beberapa tahun terakhir, yang mengharuskan orang-orang berada di perbatasan,” kata Manoj Kewalramani, peneliti studi China di lembaga studi India The Takshashila Institution. “Setelah Anda memiliki struktur fisik dan permukiman, sulit untuk mengubah status quo.”

Cina juga diketahui telah memperketat cengkeramannya atas peraturan keamanan di wilayah perbatasan Tibet selama beberapa tahun terakhir. Hal itu dilakukan untuk memerangi risiko terorisme dan “separatisme”.

Human Rights Watch telah menandai tingkat pengawasan yang mengkhawatirkan terhadap warga Tibet selama hampir satu dekade, sementara dokumen resmi Cina menggambarkan sistem tersebut sebagai peningkatan akses publik ke layanan dasar.

“Ini adalah rencana Cina selama puluhan tahun, untuk mengelola dan mengendalikan penduduk Tibet dan menempatkan mereka di tempat-tempat yang negara tersebut memiliki kepentingan strategis atau nasionalis,”kata Srikanth Kondapalli, profesor studi Cina di Universitas Jawaharlal Nehru, New Delhi kepada VICE World News. [ ]

Back to top button