Crispy

Covid-19: Raksasa Ritel Pakaian Dalam Victoria’s Secret Bangkrut

London — Victoria’s Secret, toko eceran pakaian dalam paling glamour di Inggris, menjadi korban terbaru hight street pandemi virus korona, dengan 800 pekerja terancam pemecatan.

Daily Mail melaporkan penjualan Victoria’s Secret anjlok selama penguncian, dengan 35 toko terpaksa tutup.

Perusahaan merumahkan 785 pekerja, dan mempertahan 800 lainnya. Situasi menjadi lebih memprihatinkan ketika administratur Deloitte dipanggil.

Deloitte akan mencoba mencari pembeli asset Victoria’s Secret, atau merundingkan ulang harga sewa, sebagai upaya menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan.

Cara lain, menghidupkan bisnis online untuk mengurangi kekosongan penjualan akibat penutupan toko.

Victoria’s Secret hanya satu dari sekian banyak toko yang berusaha bertahan di tengah wabah virus korona. Ketika Inggris memberlakukan lockdown, toko harus tutup dan tidak ada penjualan sama sekali.

Bagi Victoria’s Secret, pandemi mungkin soal lain. Sebelum wabah muncul, 25 toko terganggu oleh hubungan Leslie Wexner, pemiliknya, dengan mendiang pedofile Jaffrey Epstein.

Rob Harding, administrator Deloitte, mengatakan; “Ini pukulan lain bagi bisnis hight street Inggris, dan contoh lebih lanjut dampak pandemi Covid-19 terhadap industri ritel.”

Di AS, Victoria’s Secret memiliki 849 toko. Sebagian besar ditutup sejak Maret 2020, setelah pandemi melanda AS.

Sebanyak 250 toko lagi, tersebar di AS dan Kanada, akan ditutup permanen dalam waktu dekat.

Nama besar di industri ritel yang juga bernasib sama adalah Debenhams, Carth Kidston, dan Laura Ashley. Namun, kalau pun tidak ada virus, Victoria’s Secret akan menghadapi kesulitan karena hubungan pemilik dengan Epstein.

Film dokumenter Netflix baru-baru ini; Jeffrey Epstein: Filthy Rich, mengungkap persahabatan Wexner-Epstein, yang merentang jauh hingga tahun 1986.

Back to top button