Crispy

Dari Balik Tembok Biara, Tentara Myanmar Menembak Membabi-buta, Empat Tewas

  • Sepanjang Sabtu 3 April penduduk kota-kota di Myanmar bergerak melanjutan aksi menolak militer.
  • Dari balik biara di Bago, tentara menembak membabi buta.
  • Di Yangon, tentara menyerbu permukiman yang diidentifikasi anti militer.

JERNIH — Tentara Myanmar menggunakan segala cara untuk membunuh lebih banyak rakyatnya, termasuk menembak dari balik tembok biara di dekat Pagoda Shwe Maw Daw, di Bago. Empat orang tewas.

The Irrawaddy melaporkan korban terakhir adalah Ko Aung Myat Mon, remaja usia 18 tahun. Myat Mon ditembak di bagian perut dan dalam kondisi kritis.

“Myat Mon sedang dalam perjalanan menemui temannya ketika tentara melepas tembakan membabi buta dari balik biara,” kata seorang penduduk di Bago.

Penduduk lain mengatakan tentara mendirikan markas di kompleks biasa, sering disebut Kuil Dewa Emas, sejak sepuluh hari lalu. Tidak ada warga berani melintas di dekat Pagoda Shwe Maw Daw karena tahu akan menjadi sasaran tembak.

“Tentara akan menembaka dari balik biara jika mereka melihat orang-orang di jalan,” kata penduduk lain.

Myat Mon adalah satu dari enam korban tewas sepanjang Sabtu 3 April. Tiga korban jatuh di Monywa, wilayah Sagaing, ketika polisi dan tentaran melepas tembakan ke kerumunan pengunjuk rasa.

Ko Wai Moe Naing, pemimpin pemogokan umum Monywa, mengatakan; “Ketika polisi dan tengara memuntahkan peluru ke kerumunan, anak-anak muda melakukan perlawanan. Mereka mencoba menghalangin tentara memasuki lingkungan pemukiman kami.”

Dua dari tiga korban ditembak di kepala. Satu lainnya ditembak di leher.

Tentara dan polisi berpatroli di sekitar lingkungan kota tempat orang-orang memperlihatkan sikap anti-kudeta di jalan-jalan. Sejak kudeta 1 Februari, 20 orang warga Monywa terbunuh oleh kebrutalan tenara.

Di Thaton, negara bagian Mon, dua warga sipil tewas dalam serangan ke massa antikudeta. Warga mengatakan 20 orang ditangkap dalam aksi itu.

Seorang petugas medis mengatakan satu orang ditembak mati di dada, lainnya ditembak di kepala. Salai Than Gang, pria etnis Chin berusia 26 tahun, meninggal di rumah sakit akibat luka tembak di perut.

Than Gang ditembak tentara di Kale, Sagaing, pada 1 Maret lalu. Dokter berusaha menyelamatkan nyawanya, tapi gagal.

Di Yangon, tepatnya Kotapraja Mayangone, seorang wanita tak dikenal ditemukan tewas di selokan dengan tangan terikat ke belakang. Penyebab kematian belum diketahui.

Back to top button