Crispy

Film Dokumenter Jugun Ianfu Diputar di Jepang

Tokyo — Sebuah film dokumenter tentang Jugun Ianfu, budak seks tentara Jepang selama Perang Dunia II, akan diputar dalam sebuah festival di Kawasaki, Jepang.

Panitia festival mengatakan masalah keamanan, yang mungkin terjadi jika film ditayangkan, telah diselesaikan. Shusenjo: The Main Battleground of the Comfort Women Issue, film dokumenter Jugun Ianfu itu, akan diputar pada hari terakhir festival.

Jepang memaksa puluhan ribu wanita di negara-negara yang diduduki; Korea, Cina, Indonesia, Filipina, dan Taiwan, sebagai budak seks. Mereka menghuni barak-barak militer, dan bertugas melayani kebutuhan seks tentara Jepang.

Jugun Ianfu terbanyak terdapat di Korea, karena negara ini paling lama dijajah Jepang. Berikutnya Taiwan. Di Indonesia, Filipina, dan Cina, budak seks relatif sedikit karena Jepang hanya berkuasa dalam waktu singkat.

Isu Jugun Ianfu kerap mengemuka dalam hubungan Korea-Jepang. Di Indonesia, Jugun Ianfu adalah catatan sejarah terlupa. Sangat sedikit sejarawan yang menulis eksistensi budak seks di Indonesia.

Selama puluhan tahun, terhitung sejak berakhirnya Perang Dunia II, nasionalis Jepang membantah eksistensi budak seks. Belakangan, nasionalis Jepang mengatakan tidak ada wanita yang dipaksa menjadi budak seks.

Kritik Sutradara

Kantor berita AFP memberitakan keputusan memutar film dokumenter Jugun Ianfu muncul setelah banyak pihak menawarkan kerjasama mengatasi masalah keamanan. Beberapa sutradara yang terlibat pembuatan film juga mengecam rencan tidak akan menayangkan film itu.

Menariknya, mereka yang tampil dalam film itu — terutama para eks budak seks — mengajukan gugatan ke Pengadilan Distrik Tokyo untuk menuntut kompensasi dan mendesak film tidak ditayangkan.

Kepada surat kabar Asahi Shimbun, salah satu mantan budak seks mengatakan setuju tampil di film dokumenter itu karena tidak berpikir film akan ditampilkan. Lainnya mengatakan bersedia tampil dalam film karena berpikir hanya menjadi bagian penelitian.

Back to top button