Crispy

Gelombang Baru Muslim Rohingya Tiba di Aceh Hari Ini

  • Kebanyakan dari mereka anak-anak dan wanita.
  • Mereka memutuskan mendarat di Pulau Idaman karena satu mesih kapal rusak.
  • Mereka diduga berasal dari kamp pengungsi di Bangladesh.

JERNIH — Sebuah kapal berisi puluhan pengungsi Muslim Rohingya, kebanyakan wanita dan anak-anak, mendarat di Pulau Idaman, lepas pantai Aceh Timur, Jumat 4 Juni.

Pejabat setempat mengatakan kelompok terbaru pengungsi Muslim Rohingya berjumlah 80 orang, setelah terombang-ambing di tengah laut selama berbulan-bulan. Mereka diduga berasal dari kamp-kamp pengungsi tak layak huni di Bangladesh.

Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) membenarkan pendaratan pengungsi di Pulau Idaman, tapi menolak membahas rinciannya. Tidak jelas dari mana kelompok itu berangkat.

Muhammad Upin, warga Pulau Idaman, mengatakan melihat perahu pengungsi Jumat pagi. “Sekitar pukul 07:00 rombongan turun dari kapal,” katanya. “Mereka memutuskan mendarat, karena salah satu mesin kapal mereka rusak.”

Semua pengungsi terlihat sehat. Penduduk setempat menyambut kedatangan mereka dengan memberi makan.

Menurut Upin, kapal yang mereka gunakan mirip feri, tidak seperti kapal kayu reyot yang digunakan pengungsi Muslim Rohingya sebelumnya.

September 2020, sekitar 300 Muslim Rohingya tiba di Indonesia setelah mengalami teror di lautan lepas. Mereka disiksa pedagang manusia saat mereka berjuang melawan kelaparan dan keahusan. Mereka yang tewas dibuang ke laut.

Laporan itu dibenarkan Rohingya lainnya yang diteruskan ke organisasi internasional.

Belum ada informasi seberapa lama pemerintah Indonesia mengijinkan Muslim Rohingya bermukim di Aceh. Yang pasti, tujuan pengungsi bukan Indonesia, tapi Malaysia.

Saat ini satu juta Muslim Rohingya tinggal di kamp-kamp kumuh di Bangladesh. Pedagang manusia menjalankan operasi menguntungkan, dengan menawarkan mereka melakukan perjalanan ke luar negeri.

Rohingya melarikan diri dari Myanmar, negeri berpenduduk mayoritas Buddha, untuk menghindari genosida. Mereka adalah minoritas paling teraniaya di dunia, dan tanpa kewarga-negaraan.

Perkembangan terbaru di Myanmar menyebutkan Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) mengakui hak-hak Muslim Rohingya sebagai wargannegara. NUG adalah pemerintah bayangan yang dibentuk politisi pemenang pemilu yang tidak diakui rezim militer Myanmar.

Back to top button