Crispy

Kamboja ‘Hancurkan’ Fasilitas Buatan AS di Pangkalan Angkatan Laut Mereka

Pemerintah Kamboja membantah laporan bahwa mereka menampung personel militer Cina di banyak pangkalan militer negara itu

JERNIH– Kamboja telah menghancurkan fasilitas buatan AS di pangkalan angkatan laut terbesar negara itu, menurut gambar yang diterbitkan oleh sebuah wadah pemikir Amerika Jumat (2/10), di tengah meningkatnya kekhawatiran Washington tentang akses Cina ke pangkalan militer di negara itu.

Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS)—CSIS Amerika Serikat, (sic!)– menerbitkan gambar yang dikatakan menunjukkan bahwa pemerintah Kamboja bulan lalu menghancurkan sebuah bangunan yang dibangun Amerika Serikat di Pangkalan Angkatan Laut Ream.

Tahun lalu Pentagon telah meminta Kamboja untuk menjelaskan mengapa mereka menolak tawaran untuk memperbaiki pangkalan tersebut, dengan mengatakan keputusan itu telah menimbulkan spekulasi kemungkinan rencana untuk menampung militer Cina.

Pentagon pada hari Jumat mengatakan prihatin dengan laporan bahwa fasilitas markas taktis Angkatan Laut Kamboja yang didanai AS telah dihancurkan dan telah meminta penjelasan dari pemerintah Kamboja. “Kami memiliki kekhawatiran bahwa penghancuran fasilitas tersebut mungkin terkait dengan rencana pemerintah Kamboja untuk menampung aset dan personel militer Republik Rakyat Cina (RRC) di Pangkalan Angkatan Laut Ream,” kata Pentagon dalam sebuah pernyataan.

Kedutaan Kamboja di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pemerintah Kamboja membantah laporan bahwa Cina telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Kamboja untuk membiarkannya menempatkan pasukan di pangkalan, mengatakan bahwa menampung pasukan asing akan bertentangan dengan konstitusi Kamboja. Pangkalannya berada di tenggara kota pelabuhan Sihanoukville, pusat kasino yang didominasi Cina dan Zona Ekonomi Khusus yang juga dikelola Cina.

Kamboja adalah salah satu sekutu terdekat Cina di Asia Tenggara dan telah menerima miliaran dolar bantuan Cina serta dukungan politik untuk Perdana Menteri otoriter Hun Sen dalam menghadapi kritisisme Barat.

Kamboja telah mewaspadai persaingan negara adidaya sejak dihancurkan oleh pertempuran antara pasukan proksi AS dan Cina pada tahun 1970-an yang mencapai puncaknya pada genosida Khmer Merah. [South China Morning Post]

Back to top button