Crispy

Kartel Narkoba Bagi-bagi Sembako, Pemerintah Meksiko tak Bisa Apa-apa

Mexico City — Joaquin “El Chapo” Guzman, gembong narkoba nomor wahid Meksiko, mendekam di balik jeruji besi di AS. Alejandrina Guzman, putrinya, membagikan paket sembako kepada keluarga miskin dan renta yang menderita selama pandemi virus korona.

Alejandrina bukan satu-satunya anggota keluarga gembong narkoba yang melakukan aksi kemanusiaan itu. Di San Luis Potosi, karten Jalisco Nueva Generacion melakukan hal serupa di dapan hidung Walikota Xavier Nava.

Tidak ada peraturan hukum yang melarang gembong narkoba, dan organisasi kriminal, berderma dalam bentuk apa pun. Persoalan menjadi berbeda jika itu dilakukan dengan todongan senjata.

Media Meksiko menyebut paket bantuan Alejandrina paket makanan Chapo. Ada logo El Chapo 701 di kotak kardus, plus gambar Joaquin Guzman.

Dalam kantong beras dan toilet juga tertera logo Chapo. El Chapo bukan sekedar julukan untuk Joaquin Guzman, tapi telah menjadi merk fashion dan terdaftar di negara bagian Jalisco.

Warga miskin Meksiko menerima paket itu dengan senyum. Tidak sedikit yang memuji kedermawanan Keluarga Guzman, meski mereka tahu bantuan itu datang dari gembong narkoba.

Falko Ernst, analis Crisis Group, mengatakan Meksiko menghadapi krisis kemanusiaan akut dan kekurangan pangan. “Kartel Meksiko menggunakan situasi untuk memperkuat basis sosial mereka,” katanya kepada Deutsche Welle.

Pembagian paket makanan, masih menurut Ernst, adalah cara paling efektif mencapai semua ini. Terlebih, semua kartel narkoba Meksiko saat ini memiliki keterbatasan sumber daya.

Memanfaatkan Kelemahan

Sepanjang Maret 2020, Meksiko mengalami bulan paling berdarah dengan 2.585 terbunuh akibat perang antarkartel narkoba dan operasi pemerintah.

Jose Reveles, wartawan yang khusus meliput perdagangan narkotika, mengatakan pembagian sembako adalah propaganda kartel untuk menunjukan kehadiran mereka di tengah masyarakat.

“Mereka mencoba memperluas pengaruh di wilayah yang coba dikendalikan, agar mereka siap menghadapi pemerintah dan kartel pesaing,” kata Reveles.

Kartel memanfaatkan fakta bahwa program kesejahteraan sosial Meksiko tidak efisien, tidak mencakup semua orang, dan dipolitisasi.

Ernst mengatakan kurangnya jaring pengaman sosial akan membuat pemerintah Meksiko menghadapi masalah keamanan. Ketika warga miskin melayani kartel, akan sulit bagi pemerintah melawan para gembong narkoba.

Wabah Memutus Jalur

Pandemi virus korona berdampak serius bagi kartel narkoba di Amerika Latin. Banyak rute perdagangan narkoba terputus. Kokain dari Amerika Selatan sulit didapat. Bahan kimia yang biasanya diimpor dari Cina, untuk memproduksi obat-obatan sintetis, terhetni.

Penutupan perbatasan menyebabkan penurunan penghasilan kartel dari pemerasan dan perdagangan manusia. Keuangan beberapa kartel menipis, yang membuat mereka tidak bisa membayar para pembunuh.

Reveles mengatakan kartel besar Meksiko punya sumber dana cukup untuk bertahan beberapa bulan. Mereka kelak akan mengambil alih kelompok-kelompok kecil.

Pemerintah Meksiko seharusnya bisa memanfaatkan situasi untuk mengatasi pencucian uang, dan memotong pasokan uang kartel besar. Namun, tidak ada upaya ke arah itu.

Menurut Reveles, jaringan kejahatan di Meksiko telah tumbuh terlalu terfragmentasi. Ia yakin jika wabah ini berlangsung lama, kartel-kartel kecil yang kesulitan keuangan akan terlibat dalam kejahatan jalanan, penyeludupan bensin, dan penculikan.

Jadi, akan lebih banyak kekerasan di Meksiko dalam jangka menengah.

Back to top button