Crispy

Kepala Ahli Epidemiologi Cina: Tes Massal Covid-19 Itu Tidak Perlu

Kepada China Newsweek, Wu Zunyong, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, mengatakan tes massal itu berlebihan dan dilakukan tanpa alasan ilmiah

JERNIH– Kepala ahli epidemiologi Cina, Wu Zunyong, mengatakan tes Covid-19 di seluruh kota tidak diperlukan karena pengujian yang lebih terbatas sudah cukup untuk menghentikan penyebaran penyakit.

Awal bulan ini, Kota Qingdao di timur Cina, melakukan 11 juta tes virus corona hanya dalam lima hari, setelah munculnya 12 kasus baru dikaitkan dengan rumah sakit setempat. Tes-tes itu tidak menemukan kasus baru.

“Qingdao memiliki tekad untuk melakukan itu, tetapi itu berlebihan,”kata Wu Zunyong, kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina, kepada China Newsweek, Sabtu (24/10). Wu mengatakan, penularan akan terbatas di sekitar rumah sakit dan berpendapat tes itu dilakukan tanpa alasan ilmiah.

Tes di banyak kota lainnya telah dilakukan di Cina, antara lain Beijing, Jilin, Dalian dan Urumqi, setelah cluster lokal muncul. Tetapi Wu mengatakan, tes cukup dilakukan di daerah di mana kasus baru muncul.

Beijing, yang menyaksikan wabah lokal terkait dengan pasar makanan grosir pada Juni memutuskan untuk menguji 20 juta orang meskipun mendapat tentangan dari para ahli. Wu mengatakan, tes di seluruh kota dapat membantu meyakinkan penduduk dan pejabat, tetapi “ketika tes diperluas dan tidak ada kasus yang ditemukan,…biaya sosialnya terlalu besar dan tidak perlu.”

Beijing akhirnya mendengarkan para ahli dan berhenti setelah menguji sekitar 10 juta penduduk, kata Wu.

Cina telah mengendalikan epidemi melalui penguncian, pengujian massal dan pelacakan kontak yang ketat serta karantina, tetapi Wu mengatakan kehati-hatian diperlukan ketika membuka diri ke seluruh dunia. “Untuk negara-negara Eropa dan Amerika, imbauan pembukaan bisa dimaklumi karena situasi epidemi mereka sangat serius. Jika kita buka, semua upaya sebelumnya akan musnah,” katanya.

Amerika Serikat mencatat rekor jumlah kasus baru, dengan 80.000 pada hari Jumat,  sementara Eropa sedang berjuang melawan gelombang kedua penyakit tersebut. Pandemi telah menginfeksi lebih dari 42 juta orang dan membunuh lebih dari 1,15 juta di seluruh dunia.

Perjalanan domestik telah sepenuhnya dilanjutkan di Cina tetapi penerbangan internasional masih dikontrol dengan ketat.

Wu mengatakan Cina hanya mampu melakukan pembukaan bertahap dan stabil berdasarkan kapasitas penanganan yang dilakukan. “Kami perlu memastikan jumlah kasus impor dan orang-orang dari luar negeri yang membutuhkan observasi medis dalam batas yang dapat diterima,”kata dia.

Dia memperingatkan bahwa jika Cina menurunkan penjagaannya dan membiarkan Covid-19 mulai menyebar lagi, “Harganya akan terlalu besar untuk bisa diterima.”

Wu mengatakan lingkungan di mana “warga biasa tinggal” bebas dari virus tetapi para pelancong yang kembali ke Cina menimbulkan risiko bagi staf atau pekerja perbatasan,  di rumah sakit dan hotel tempat mereka dikarantina. Dia juga mengatakan masih ada risiko dari kemasan makanan beku yang terkontaminasi.

“Cina aman selama manajemen close-loop dilakukan dengan benar,” kata Wu, tetapi bahkan dengan vaksin pun itu akan menjadi “tantangan besar” secara global untuk menurunkan tingkat infeksi ke tingkat di mana kehidupan normal dapat dilanjutkan. [South China Morning Post]

Back to top button