CrispyDesportare

Menanti Juara (Baru) Liga Champions di Musim Pandemi

  • Paris St Germain berpotensi menjadi juara baru Liga Champions.
  • Bayern Muenchen ingin mengakhiri tujuh tahun paceklik gelar Eropa, dengan memenangkan gelar ketujuh.

Lisabon — Malam ini, dunia mungkin akan menyaksikan kemunculan juara baru Liga Champions, yaitu Paris St Germain. Atau, Bayern Munich mengakhiri tujuh tahun tanpa gelar Eropa.

Laga akan berlangsung di Stadium of Light Lisabon, Portugal, yang menggantikan Istanbul sebagai tuan rumah final Liga Champions musim pandemi.

Paris St Germain dominan di liga domestik, tapi belum sekali pun mencapai semifinal Liga Champions dalam 25 tahun.

Bayern Muenchan memenangkan seluruh dari sepuluh laga di Liga Champions, dan berupaya memenangkan gelar ketujuh di Eropa.

Sejarah Liga Champions mencatat tidak ada tim yang memenangkan seluruh dari 11 pertandingan, termasuk laga final, untuk menjadi juara. Artinya, kemungkinan Bayern Muenchen tersungkur di laga puncak masih sangat terbuka.

Bayern tidak terkalahkan dalam 29 pertandingan apa pun, dan mencetak 94 gol. Mereka membanggakan striker Robert Lewandowski, yang mencetak 15 gol di Liga Champions.

Di dua laga terakhir, Bayern di luar dugaan membantai Barcelona 8-2, dan mengalahkan Lyon tiga gol tanpa balas.

Bayern mungkin tak punya alasan untuk tertekan menghadapi final, tapi Thomas Mueller mengatakan; “Kami akan berusaha mengubah ketegangan menjadi kesenangan.”

Mueller merujuk pada kekalahan tahun 2010 dan 2012. Saat itu seluruh pemain Bayern tertekan hebat, dan gagal mengubah ketegangan menjadi kesenangan.

Di kubu Paris St Germain, kekuatan sesungguhnya terletak pada pelatih Thomas Tuchel yang orang Jerman. Tuchel memahami sepakbola negaranya, dan akrab dengan gaya bermain Bayern.

Angel Di Maria, Kylian Mbappe, dan Neymar, masih akan menjadi tumpuan Tuchel. Lini belakang Paris St Germain termasuk kokoh, dengan hanya kebobolan lima gol. Namun bek tengah Thiago Silva kemungkinan besar absen.

Paris St Germain relatif tidak punya pemain setara Thiago Silva. Di sisi lain, lini tengah dan depan Bayern terkenal rakus, dengan koleksi 42 gol di Liga Champions.

“Kami sedang membuat sejarah,” kata Thiago Silva. “Kami berencana berhenti di sini.”

Back to top button