Crispy

Mengkritik Kim Jong-un, Seorang Jenderal Korut Divonis Mati

  • Kim Jong-un mengeluarkan perintah khusus agar beras jatah militer didistribusikan ke rakyat.
  • Seorang mayor jenderal yang bertanggung jawab atas logistik militer menolak dan mengkritik.
  • Kim Jong-un memerintahkan penangkapan, pengadilan, dan vonis mati.
  • Eksekusi dijalankan 18 Juli, diumumkan 20 Juli.

JERNIH — Seorang kader militer berpangkat tinggi dikabarkan dieksekusi akibat mengkritik pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong-un. Sang mayor jenderal itu menolak mendistribusikan beras jatah militer kepada rakyat.

Sumber DailyNK mengatakan kader militer itu berpangkat mayor jenderal, dan bertanggung jawab atas markas logistik Training Camp 815. Ia diadili di pengadilan militer, dijatuhi hukuman mati, dan dieksekusi 18 Juli lalu.

Kesalahannya adalah mengkritik Kim Jong-un dengan menyebut perintah khusus orang nomor satu dengan menyebutnya mengabaikan kenyataan. Perintah khusus Kim Jong-un adalah melepas cadangan beras militer untuk rakyat.

Menurut sumber itu, orang-orang mengetahui eksekusi telah dijalankan setelah pihak berwenang mengirim pemberitahan kepada perwira militer berpangkat kepala. Pemberitahuan dikirim 22 Juli, dan menjadi contoh terbaru penilaian keras.

Sumber itu tidak menyebut nama mayor jenderal yang dieksekusi. Ia hanya mengatakan pemberitahuan itu berbunyi setelah menerima perintah khusus dari partai berkuasa, sangat mayor jenderal seara diam-diam mengeluh lumbung militer menghadapi masalah serius.

Menurut sang mayor jenderal, kata sumber DailyNK, menghadapi masalah lebih parah dibanding sekedar kekurangan pangan seperti kebanyakan rakyat.

Sang mayor jenderal itu sebenarnya menjadi sektarian, dengan menginginkan tentara tak kelaparan. Namun, Kim Jong-un bukan pemimpin yang bisa dikritik, apalagi dilawan.

Analis politik di Seoul mengatakan eksekusi itu semata untuk menutupi kelemahan Kim Jong-un di depan jenderal-jenderalnya. Kelemahan Kim Jong-un adalah terlambat mengetahui betapa buruknya persediaan beras militer setelah pertemuan politbiro 29 Juni lalu.

Ini terlihat dari perintah Kim Jong-un kepada Departemen Bimbingan Politik Militer dan Komando Keamanan Militer untuk memeriksa kondisi unit logistik tingkat rendah.

Sumber itu juga mengatakan ada pembicaraan tentang pertumpahan darah, pembersihan, dan pemecatan atas nama mengeluarkan ideologi sektarianisme militer. Eksekusi itu juga dikabarkan membuat permusuhan di kalangan militer meningkat.

Back to top button