CrispyVeritas

Minarets in the Mountains: Membongkar Narasi Lama tentang Islam di Eropa

  • Tharik Hussain berjalan dari satu ke lain komunitas Muslim di Albania, Serbia, Montenegro, Kosovo, Bosnia, dan Makedonia Utara.
  • Ia membantah narasi lama tentang Eropa yang hanya terdiri dari paganisme dan Yudeo-Kristen.
  • Islam telah ada di Eropa sejak abad pertama perkembangannya, dan Eropa punya pemeluk dari generasi pra-Ottoman.

JERNIH — Biasanya, liburan bersama keluarga menghabiskan banyak biaya, tapi tidak demikian dengan Tharik Hussein, penulis perjalanan terkenal.

Bersama keluarganya, ia melakukan perjalanan ke negara-negara Balkan; Serbia, Makedonia Utara, Albania, Montenegro, Bosnia-Herzegovina, dan Kosovo. Pulang dari liburan, ia menulis buku berjudul Minarets in the Mountains.

Rencananya, buku dirilis 21 Juni 2021. Namun, dalam pra penjualan di Amazon, Minarets in the Mountains telah menjadi salah satu buku terlaris.

Memahami Warisan Muslim di Eropa

Bersama keluarga Tharik Hussain berkunjung dari satu ke lain komunitas Muslim di negara-negara Balkan. Melibatkan anak dan istri, Tharik berbincang dengan masyarakat, dan menjelajahi akar populasi Muslim yang berusia berabad-abad.

Tidak seperti perjalanannya ke bagian Eropa sebelumnya, misal ke Spanyol dan menulis tentang peradaban Islam yang sekian lama hilang, perjalanan ke Balkan relatif berbeda.

“Di Balkan, saya dan keluarga menjelajahi budaya Muslim yang hidup dan berkembang sampai saat ini,” katanya kepada Arab News.

Menurut Tharik, pemahaman umum kebanyak orang adalah Eropa adalah Yahudi-Krsiten dengan unsur-unsur pagan. Itu salah. Islam telah ada di Eropa sejak abad pertama perkembangan agama yang dibawa Rasulullah Muhammad.

Di Balkan, pribumi menjadi Muslim jauh lebih lama dari yang diperkirakan banyak orang. Namun, mereka diberi jarak oleh dikotomi timur dan barat.

Balkan adalah Eropa Timur, sedangkan Eropa Barat adalah wilayah yang relatif ‘bersih’ dari Islam. Dikotomi yang dibuat untuk membuat jarak antara Islam di Balkan dan Eropa.

Pemahaman itu diterima begitu saja oleh arus utama sekujur Eropa. Padahal, Eropa Timur — menurut Tharik Hussain — hampir identik dengan bagian Eropa lainnya.

“Dikotomi inilah yang berkontribusi pada kesalah-pahaman bahwa Eropa tidak memiliki penduduk asli yang memeluk Islam,” kata Tharik. “Lewat buku ini, saya berusaha menghilangkan mitos itu.”

Siapa Tharik Hussain

Thaik Hussain adalah Muslim Inggris. Ia tumbuh di dalam keluarga yang menganut agama Rasulullah, dengan lingkungan Eropa di luar rumah.

Ia mendengarkan para oportunis politik yang, dengan cara terselubung atau eksplisit, mengatakan Islam bukan bagian dari lanskap Eropa, dan ada invasi berkelanjutan pengungsi Muslim.

Menurut Tharik, itu semua tidak masuk akal. Ia membuktikan semua itu lewat penelusuran ini.

Tharik Hussain adalah penulis perjalanan. Ia membangun reputasinya lewat penelusuran harta karun wisata tersembunyi Arab Saudi dan warisan Islam kuno di Inggris.

Ia mencium rasa lapar publik akan penulis perjalanan di luar arus utama, kulit putih, kelas menengah, dominasi pria, dan hasrat untuk bekerja memberi wawasan tentang cerita tak terhitung, dan novel yang mengambil sejarah dunia.

“Saya tidak menyangkal bahwa ada warisan Yudeo-Kristen, juga warisan pagan,” katanya. “Saya katakan Islam di Eropa adalah sejarah yang perlu dikedepankan dan dipahami.”

Sukses buku ini adalah bukti betapa setiap orang Eropa lapar akan pemahaman baru tentang masa lalunya.

Back to top button