Crispy

Pasien Covid-19 Parah Alami Penurunan IQ dan Otak Menua

JERNIH – Para peneliti percaya kerusakan otak mungkin salah satu gejala Covid-19 yang berkepanjangan, dengan beberapa penyintas menunjukkan gangguan fungsi mental. Otak beberapa penyintas Covid-19 telah menua hingga sepuluh tahun.

Demikian hasil sebuah penelitian di Inggris seperti dikutip dari Mirror.co.uk, kemarin. Hasil tes terhadap kemampuan kognitif ditemukan bahwa penderita virus corona mendapat skor lebih buruk daripada mereka yang tidak tertular penyakit – dan bahkan korban yang pulih di rumah dengan hanya gejala ringan pun terpengaruh. Ilmuwan percaya gangguan mental mungkin salah satu gejala dari apa yang sekarang disebut long Covid.

Penelitian yang dipimpin Dr Adam Hampshire dari Imperial College London, menganalisis hasil tes kognitif dari 84.285 orang yang mengambil bagian dalam studi yang disebut Tes Kecerdasan Inggris Raya. Pasien yang terkena dampak paling parah mengambil bagian dalam proyek kolaborasi dengan program BBC Two Horizon itu ternyata menderita penurunan IQ setara 8,5 poin.

Dari 84.285 orang yang ikut serta, 60 orang dilaporkan menggunakan ventilator karena Covid-19 dan 147 dirawat di rumah sakit tanpa ventilator. Sebanyak 176 orang membutuhkan perawatan medis di rumah untuk kesulitan bernapas, 3.466 mengalami kesulitan bernapas tetapi tidak menerima bantuan medis dan 9.201 dilaporkan sakit tanpa gejala pernapasan.

Tim dari Imperial College, University of Cambridge, University of Chicago dan King’s College London juga menemukan bahwa korban Covid-19 yang berada dalam perawatan intensif menderita masalah mental yang lebih parah.

Korban virus Corona mendapat nilai buruk pada tes untuk logika dan arti kata, orientasi spasial, mempertahankan perhatian dan memproses emosi mereka, tulis hasil studi tersebut.

Bahkan orang-orang yang tampaknya telah pulih sepenuhnya – termasuk mereka yang tidak lagi melaporkan gejala dan tidak menderita kesulitan bernapas – menunjukkan “defisit kognitif yang signifikan”.

Laporan tersebut menyimpulkan bahwa tes rinci dan kuesioner yang diisi oleh peserta didukung oleh ketakutan bahwa “ada konsekuensi kognitif kronis dari Covid-19”.

Dr Adam Hampshire menambahkan, individu yang pulih dari dugaan atau dikonfirmasi Covid-19 tampil lebih buruk pada tes kognitif di beberapa domain daripada yang diharapkan, mengingat usia dan profil demografis mereka.

Karena ini adalah fenomena baru, petugas medis belum menentukan daftar gejalanya. Namun, pasien telah melaporkan berbagai masalah. Yang paling umum adalah kelelahan, sedangkan gejala lainnya termasuk sesak napas, batuk terus-menerus, nyeri sendi, nyeri otot, gangguan pendengaran dan penglihatan, sakit kepala, hilangnya bau dan rasa, serta kerusakan pada jantung, paru-paru, ginjal, dan usus. [*]

Back to top button