Crispy

Pelaut Indonesia Dobrak Tembok, Kabur dari Karantina Covid-19 Korea

Pelaut WNI itu mendobrak tembok satu hari sebelum dia menyelesaikan isolasi penuhnya selama 14 hari

JERNIH– Seorang pelaut Indonesia keluar dari fasilitas karantina Korea Selatan dengan mendobrak tembok, sehari sebelum dia menyelesaikan karantina wajib dua minggunya. “Orang itu dinyatakan negatif virus corona dan tidak menunjukkan gejala selama masa isolasi,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Son Young-rae kepada wartawan.

Pihak berwenang mencurigai pria itu, yang memasuki negara itu dengan visa awak kapal, bermaksud untuk tinggal secara ilegal di Korea Selatan. Pemerintah Korea melihat hal itu karena ada beberapa insiden serupa yang melibatkan warga negara Vietnam dalam beberapa bulan terakhir.

Setiap orang yang tiba di Korea Selatan dari luar negeri diharuskan menjalani isolasi selama dua minggu untuk mencegah penyebaran virus corona terlepas dari apakah mereka memiliki gejala Covid-19 atau tidak.

Pada Maret lalu, Kementerian Kesehatan Korea memperingatkan akan mendeportasi orang asing dan warga Korea Selatan dapat menghadapi penjara karena melanggar aturan karantina sendiri setelah lonjakan kasus virus corona yang diimpor.

Jumlah WNI yang bekerja di Korea Selatan meningkat dua kali lipat dari 3.719 pada 2017 menjadi 6.921 pada 2018, ungkap Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BKI) tahun lalu. Banyak yang bekerja di sektor manufaktur dan perikanan.

Korea Selatan pada hari Rabu melaporkan 114 kasus baru virus corona, lompatan harian pertamanya lebih dari 100 dalam seminggu.

Pejabat kesehatan telah menyuarakan kekhawatiran bahwa infeksi akan meningkat karena meningkatnya perjalanan selama lima hari liburan panen Chuseok yang berakhir pada hari Minggu.  Angka yang dirilis oleh pejabat kesehatan pada hari Rabu membuat total kasus Korea Selatan menjadi 24.353 untuk pandemi, dengan 425 angka kematian.

Dari kasus yang baru dikonfirmasi, 92 kasus berada di wilayah metropolitan Seoul, yang telah menjadi pusat penyebaran virus sejak pertengahan Agustus.

Pejabat kesehatan telah berjuang untuk melacak transmisi yang terkait dengan berbagai tempat, termasuk rumah sakit, gereja, restoran, dan unit militer di Pocheon, utara Seoul, di mana 37 tentara sejauh ini dinyatakan positif. [South China Morning Post/Reuters/AFP/Channelnewsasia/freemalaysiatoday]

Back to top button