Crispy

Rakyat Myanmar Kembali Turun ke Jalan, Tentara Bunuh Tujuh Orang Lagi

  • Di Yangon, sekelompok biksu berdemo di tengah kota.
  • Pinggiran ibu kota diwarnai aksi pelemparan bom rakitan.
  • Aktivis menyebut aksi kali ini Revolusi Musim Semi.

JERNIH — “Guncang dunia dengan suara persatuan rakyat Myanmar,” kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan. Tentara Myanmar merespon dengan tembakan, dan tujuh orang tewas.

Aktivis pro-demokrasi menyeru pemogokan umum, untuk memperbarui momentum seputar protes jalanan, serta menandai Revolusi Global Musim Semi Myanmar. Jauh dari Myanmar, demo serupa diadakan di Manchester (Inggris), Milan (Italia), dan Taipei (Taiwan).

Di Myanmar, ribuan orang turun ke jalan di Mandalay, Wetlet (Sagaing Region), Hsipaw and Nawnghkio (negara bagian Shan), dan Hpakant (negara bagian Kachin).

Di Mandalay, demo terkosentrasi di kotrapaja Chanayethazan pada tengah hari. Tentara Myamar tiba di lokasi dengan lima truk, dan menahan orang-orang yang duduk di kedai teh.

Empat orang, yang bukan bagian dari pengunjuk rasa, ditangkap. Mizzima, surat kabar lokal, mengabarkan dua orang tewas ditembak. Situs The Irrawaddy memposting foto seorang pria berpakaian preman membidikan senapan ke arah pengunjuk rasa di Mandalay.

Di Wetlet, wilayah Sagaing, dua orang tewas. Myanmar Now juga melaporkan dua orang tewas di Hsipaw dan Nawnghkio, dua kota di negara bagian Shan.

Media Kachin melaporkan satu orang tewas ditembak tentara Myanmar dalam demo di Hpakant. Tidak ada cara mengkonfirmasi kebenaran jumlah korban. Sumber independent, atau mereka yang terlibat alam kelompok bantuan, tidak ada lagi.

Di Yangon, ribuan orang turun ke jalan. Mereka terdiri dari berbagai kelompok profesi atau asal permukiman. Satu kelompok terdiri dari biksu berjalan di pusat kota.

Jika seluruh kabar pembunuhan terkonfirmasi, total jumlah korban akibat kebrutalan tentara Myanmar, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, menjadi 765 orang.

Serangan Bom

Surat kabar Khit Thit melaporkan ledakan terjadi di luar barak polisi di Yangon pada Minggu pagi. Kendaraan terbakar, tapi tidak ada kabar jatuh korban.

Sebuan situs berita di negara bagian Shan melaporkan ledakan juga terjadi di luar rumah seorang pengusaha terkemuka. Televisi pro-militer mengatakan setidaknya terjadi 11 ledakan selama 36 jam sebelumnya, sebagian besar di Yangon.

Tidak ada korban dalam ledakan-ledakan itu, demikian penyiar itu melaporkan. Bom yang meledak adalah peledak rumahan.

“Beberapa perusuh yang tidak menginginkan stabilitas negara telah melemparkan bom buatan tangan ke gedung-gedung pemerintah di jalan umum,” kata penyiar itu.

Belum ada bantahan dari kelompok perlawanan di masyarakat Myanmar soal klaim ini. Yang pasti, saat sejumlah pabrik terbakar dan militer menunjuk pedemo, aktivis mengatakan serangan ke pabrik dilakukan militer sebagai pembenar atas tindakan pembunuhan yang dilakukan.

Back to top button