Crispy

Sekali Lagi, Ini Bukti Ilmiah Pentingnya Masker Wajah

  • Virus korona penyebab Covid-19 berreplikasi cepat di tenggorkan, yang membuatnya menyebar lebih cepat.
  • Replikasi dalam empat hari bisa mencapai seribu kali lipat.

Berlin — Sejumlah ilmuwan di Jerman menemukan virus korona penyebab Covid-19 mereplikasi dengan cepat di tenggorakan, yang menyebabkan penularan dari dan ke manusia lebih mudah dibanding SARS.

Penelitian yang diterbitkan jurnal ilmiah Nature, 1 April 2020 lalu, dilakukan sejumlah peneliti dari Berlin, Muenchen, dan Cambridge. Penelitian berdasarkan pada perawatan klinis sembilan pasien Covid-19.

Temuan baru memperlihatkan virus korona dengan mudah menyebar melalui tetesan. Temuan ini memperlihatkan betapa metode penularan harus menjadi fokus tindakan penahanan.

Penelitian yang dipimpin Christian Drosten dan Clemens Wendtner, dari Charite University Hospital di Berlin dan Klinik Schwabing di Muenchen, membenarkan pengakuan Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa penggunaan masker wajah sangat membantu mencegah penularan virus dari dan ke manusia.

Sembilan pasien yang diteliti memiliki gejala ringan. Semuanya profesional muda berusia setengah baya, dan dirawat di sebuah rumah sakit di Muechen.

Cairan tenggorokan yang diambil dari sembilan pasien pada pekan pertama menunjukan semuanya positif terjangkit. Kandungan virus di dalam air liur pasien hanya 40 persen.

Sebelum hari kelima, tim meneliti lagi tenggoran sembilan pasien dan menemukan kandungan virus menjadi seribu kali lebih tinggi. Replikasi virus korona ternyata lebih cepat dibanding SARS.

Sukses peneliti mengisolasi virus hidup dari air liur tenggorakan adalah perbedaan lain dengan SARS. Mengisolasi virus hidup SARS jauh lebih sulit.

Peneliti juga menemukan replikasi virus korona penyebab Covid-19 terjadi si saluran pernafasan atas.

Seperti virus penyebab SARS, virus Covid-19 memiliki protein lonjakan yang membantunya menyatu dengan reseptor sel manusia yang disebut ACE2, dan memungkinkan virus masuk ke jaringan.

Reseptor semacam itu lebih sering terjadi pada saluran pernafaan bagian bawah, yang menurut para ilmuwan cukup menjelaskan mengapa infeksi paru-paru terjadi pada pasien SARS dan Covid-19.

Menariknya, protein lonjakan Covid-19 memiliki fitur lebih baik dibanding SARS, terutama saat menyatu dengan sel manusia. Penelitian Universitas Fudan di Shanghai sebelumnya juga membuktikan hal itu.

Bukti kuat lain yang ditemukan peneliti adalah virus dalam berreplikasi tidak hanya di paru-paru, tapi juga tenggorokan pasien dan saluran pencernaan — sama dengan SARS.

Yang membedakan, Covid-19 sangat mudah menular karena masuk melalui saluran pernafasan atas pada hari-hari awal penularan.

Back to top button