Crispy

Telah 545 Dokter Gugur di Tengah Pandemi, Mayoritas Dokter Umum

Sedangkan jika dilihat dari jenis kelamin, mayoritas yang meninggal dunia adalah dokter laki-laki, yakni sebanyak 84 persen atau 453 orang.

JERNIH-Hingga 17 Juli 2021 sebanyak 545 orang dokter di Indonesia terdata meninggal dunia di tengah pandemi.

Kabar tersebut disampaikan Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Mahesa Paranadipa, dalam Diskusi Media via daring bertajuk “Update kondisi Dokter dan Strategi Upaya Mitigasi Resiko mencegah Kolapsnya Fasilitas Kesehatan”, pada Minggu, (18/7/2021)

“Kalau melihat data kematian dokter saja sebaran per bulan, untuk bulan Juli ini angkanya sudah melebihi 100 persen dari jumlah kematian bulan Juni lalu. Total kematian dokter saat ini 545 sejawat dokter (per 17 Juli 2021),” ungkap dia

Dari data yang ada terlihat, dokter dari wilayah Jawa Timur paling banyak meninggal hingga total 110 orang, selanjutnya disusul DKI Jakarta sebanyak 83 orang, kemudian Jawa Tengah 81 orang, Jawa Barat 76 orang dan Sumatera Utara 38 orang.

Ditinjau dari segi spesialisasi, posisi pertama diduduki dokter umum dengan total kematian yakni 292 orang, selanjutnya dokter spesialis (241 dokter), terdiri dari spesialis kandungan dan kebidanan, spesialis penyakit dalam, spesialis anak, bedah, anestesi dan THT-KL.

Sementara dilihat dari jenis kelamin, mayoritas yang meninggal dunia adalah dokter laki-laki, yakni sebanyak 84 persen atau 453 orang.

Menurut Mahesa, hal tersebut disebabkan banyaknya dokter laki-laki yang bertugas di area isolasi Covid, meskipun banyak juga dokter perempuan yang bertugas diarea isolasi.

Sedangkan data dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) hingga 18 Juli 2021 sekitar 7.392 perawat terkonfirmasi positif, suspek sebanyak 309, sedangkan yang gugur sebanyak 445 perawat.

Ditambahkan Mahesa, masyarakat harus patuh menerapkan protokol kesehatan (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilisasi dan menghindari kerumunan).

“Kami mohon kerja sama seluruh pihak untuk sama-sama menjadikan pertarungan melawan pandemi ini pertarungan bersama agar kasus-kasus bisa kita tekan,”.

Mahesa juga mengingatkan jika akhir-akhir ini menyebabkan tenaga kesehatan mendapatkan beban kerja berlebihan  bersamaan dengan melonjaknya pasien Covid-19. Kondisi semacam inii dikhawatirkan akan menyebabkan kelelahan pada tenaga kesehatan dan menurunnya imunitas mereka.

“Kami, Tim Mitigasi PB IDI sudah memberikan pedoman terkait perlindungan dokter. Hanya memang, walaupun sudah sebagian besar tenaga dokter divaksinasi sampai suntikan kedua, namun karena lonjakan pasien yang cukup tinggi menyebabkan overload beban kerja”. (tvl)

Back to top button