Crispy

Test Covid-19 untuk Mereka yang Kehilangan Indra Pengecap

  • Orang yang kehilangan indra pengecap dan penciuman sangat mungkin mengidap Covid-19, dan harus mengasingkan diri.
  • Sejak 1 April Inggris diingatkan soal ini, tapi diabaikan. Akibatnya, Inggris gagal mendeteksi sebanyak mungkin korban Covid-19

London — Jika Anda tak bisa lagi merasakan enak atau tidak makanan. Jika Anda kehilangan kemampuan mencium aroma. Segeralah jalani test Covid-19.

Inggris menerapkan pengujian ini pada orang-orang yang mengalami kehilangan indra pengecam dan penciuman. Menurut para pakar tindakan itu sudah terlambat.

Anosmia, istilah medis untk kehilangan penciuman, adalah gejala ketiga infeksi Covid-19 yang membenarkan perlunya pengujian. Gejala lain, suhu badan yang terus-menerus tinggi.

Baca Juga:
— Wabah Covid-19 Picu Perjanjian Bunuh Diri
— Peneliti Ciptakan Kalkulator Peluang Tewas dan Selamat Pasien Covid-19
— Taiwan Gunakan Sukses Memerangi Wabah Sebagai Alat Diplomasi, Cina Marah

Gejala lainnya, atau keempat, adalah kehilangan kemampuan mencium aroma. Biasanya, orang yang kehilangan kemampuan ini terlihat tanpa gejala, sehingga bisa menghindari pengujian.

Kini tidak lagi. Mereka yang kehilangan mencium aroma, harus segera menjalani pengujian, dan mengisolasi diri.

Inggris menempuh cara ini karena ribuan kasus Covid-19 tidak terdeteksi akibat tim medis fokus pada orang yang batuk dan suhu badan tinggi.

Prof Tim Spector, peneliti King College London yang mengumpulkan data pengunduh aplikasi gejala, mengatakan 50 ribu sampai 70 ribu orang Inggris dengan gejala Covid-19 secara keliru tidak diminta mengisolasi diri.

Prof Spector menyalahkan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) strategi pelacarakan lebih luas. Kepada Today BBC Radio 4 Spector mengatakan 1,5 juta orang sedang masuk ke aplikasi King College London.

“Aplikasi ini memberi kita informasi bahwa kita memiliki 100 ribu kasus infeksi,” katanya. “NHS meremehkan data ini, karena mereka tidak menghitung semua gejala.”

Ada sekitar 14 gejala yang terkait dengan perlunya pengujian usap positif. Ini tidak dilakukan NHS.

Spector mengatakan 17 negara, termasuk AS, telah mengubah daftar gejala. Inggris tidak melakukannya.

“Saat ini orang-orang disuruh kembali bekerja jika mereka tenaga perawat,” kata Spector. “Padahal, mereka punya sesuatu, seperti kehilangan indra pengecah dan penciuman, atau sakit otot parah dan kelelahan.”

Inggris, kata Spector, menempatkan penduduknya dalam risiko dan membiarkan epidemi. Jadi, Kementerian Kesehatan Masyarakat harus diberi tahu agar membuat orang lebih sadar.

Bukan kali ini Spector memberi peringatan. Sejak 1 April lalu, Spector meminta Inggris mengasingkan orang-orang yang kehilangan indra pengecam dan penciuman.

Spector tidak sekedar memperingatkan, ia memperlihatkan bukti antara 24 sampai 29 Maret peneliti menemukan 59 persen yang positif Covid-19 mengalami kehilangan indra pengecap dan penciuman.

“Orang yang kehilangan indra pengecam dan penciuman tiga kali lebih mungkin tertular Covid-19,” kata Spector. “Jadi mereka harus mengisolasi diri.”

Jonathan van Tam, wakil kepala petugas kesehatan Inggris, mengatakan prakiraan Spector, yang menyebut 59 persen kehilangan indra pengecap dan penciuman berpotensi Covid-19, tidak benar.

“Setidaknya begitulah dari laporan yang saya baca.” katanya.

Back to top button