Crispy

UEA Luncurkan Misi Pertama Pembangunan Pemukiman Manusia di Mars

Uni Emirat Arab (UEA) meluncurkan misi pertamanya ke Mars pada Senin pagi (20/7/2020). Mereka berusaha mengembangkan kemampuan ilmiah dan teknologi, untuk menghindari ketergantungan pada minyak.

CNA melaporkan, The Hope Probe meluncur dari Tanegashima Space Center Jepang pukul 1.58 waktu UEA (6.58 pagi waktu Jepang) untuk perjalanan tujuh bulan ke planet merah, di mana The Hope Probe akan mengorbit dan mengirim kembali data tentang siklus cuaca harian dan musiman.

Tanegashima Space Center adalah pusat antariksa milik Jepang yang mulai dibangun pada bulan Oktober 1969.

The Hope Probe, dalam bahasa Arab disebut dengan nama Al-Amal, dibangun oleh Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC), sebuah organisasi ruang angkasa UEA, serta Universitas Colorado Boulder, Arizona State University, dan University of California, Berkeley.

Tujuan misi ke Mars adalah untuk mendapatkan gambaran komprehensif tentang dinamika cuaca di atmosfer Planet Merah. Penelitian ini memiliki tujuan yang jauh lebih besar yakni membangun pemukiman manusia di Mars dalam 100 tahun ke depan.

Misi pertama Arab ke Mars pada awalnya dijadwalkan pada 14 Juli 2020, tetapi telah ditunda dua kali karena cuaca buruk.

Saat ini ada delapan misi aktif menjelajahi Mars, beberapa mengorbit planet ini dan beberapa mendarat di permukaannya. The Hope Probe adalah misi yang mengorbit planet merah tersebut selama satu tahun penuh waktu setempat, atau 687 hari.

China dan Amerika Serikat juga berencana mengirim misi ke Mars tahun ini, memanfaatkan periode ketika Bumi dan Mars dalam jarak terdekat.

Pada bulan Oktober, jarak Mars akan menjadi 62,07 juta km dari Bumi, menurut NASA.

The Hope Probe diperkirakan akan mencapai orbit Mars pada Februari 2021, menandai peringatan ke-50 penyatuan UEA, aliansi tujuh emirat.

UEA juga ingin proyek tersebut menjadi sumber inspirasi bagi pemuda Arab, di wilayah yang terlalu sering dilanda konflik sektarian dan krisis ekonomi.

Sarah al-Amiri, wakil menejer proyek tersebut menyatakan kegembiraannya sebelum peluncuran.

“Dalam hati saya, saya menantikan awal 24 jam setelah peluncuran, dan di situlah kami melihat hasil pekerjaan kami,” kata Amiri, yang juga Menteri Negara Ilmu Pengetahuan Tingkat Lanjut.

Amiri mengatakan Misi Emirates Mars menelan biaya US $ 200 juta. Untuk mengembangkan dan membangun The Hope Probe, UEA dan Pusat Antariksa MBRSC bekerja sama dengan lembaga pendidikan AS.

Pusat ruang angkasa MBRSC di Dubai akan mengawasi pesawat ruang angkasa selama perjalanan 494 juta km dengan kecepatan rata-rata 121.000 kmh.

Beberapa lusin misi penyelidikan – kebanyakan dari mereka adalah Amerika – telah berangkat ke Planet Merah sejak 1960-an. Banyak yang tidak pernah sampai sejauh itu, atau gagal mendarat.

Dorongan untuk menjelajahi Mars muncul dikarenakan air pernah mengalir di permukaannya. Hal tersebut dikonfirmasi kurang dari 10 tahun lalu.

Omran Sharaf, manajer proyek misi, mengatakan The Hope Probe akan menawarkan perspektif khusus tentang Planet Merah yang sulit dipahami.

“Yang unik tentang misi ini adalah bahwa untuk pertama kalinya komunitas ilmiah di seluruh dunia akan memiliki pandangan holistik tentang atmosfer Mars pada waktu yang berbeda, hari itu di musim yang berbeda,” Sharaf mengatakan Ketika pengarahan sebelum peluncuran.

“Kami memiliki strategi untuk berkontribusi pada upaya global dalam mengembangkan teknologi dan pekerjaan sains yang akan membantu suatu hari nanti, jika manusia memutuskan untuk menempati Mars.”

UAE pertama kali mengumumkan rencana misi tersebut pada 2014 dan meluncurkan Program Luar Angkasa Nasional pada 2017 untuk mengembangkan keahlian lokal.

UAE telah memiliki sembilan satelit yang berfungsi di orbit, dengan rencana untuk meluncurkan delapan satelit lagi di tahun-tahun mendatang.

Tetapi UEA memiliki ambisi yang lebih, yaitu ingin membangun pemukiman manusia di Mars pada tahun 2117.

Back to top button