Crispy

WHO Ubah Nama Corona Varian Inggris Jadi Corona Varian Alfa

Dengan memberi nama alphabet akan menghilangkan stigma sebuah negara.

JERNIH-Berawal dari kritik pemerintah India, pada awal Mei lalu, dimana India keberatan penamaan Corona varian B1612.2 sebagai ‘varian India’, kini WHO akan mengganti nama varian tersebut dengan alfabet Yunani.

Dengan pemberian nama alphabet tersebut, akan menghilangkan stigma sebuah negara dari penamaan varian Covid-19.

“Tidak boleh ada negara yang mendapat stigma setelah mendeteksi dan melaporkan varian di wilayah mereka,” kata pimpinan WHO untuk teknis Covid-19, Maria Van Kerkhove, lewat akun Twitter miliknya.

Di samping itu pemberian nama alphabet, menurut WHO, akan memudahkan saat mengucapkannya.

“Kami tidak mengatakan mengganti B.1.1.7, tapi benar-benar hanya untuk mencoba mempermudah pembicaraan varian ini dengan masyarakat awam,”.

“Sehingga dalam wacana publik, kita bisa membahas beberapa varian tersebut dalam bahasa yang lebih mudah digunakan,” kata Van Kerkhove.

Selama ini pemberian nama varian Corona diberikan berdasarkan negara dimana pertama kali varian tersebut terdeteksi, seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India.

Sebagai contoh varian Corona yang ditemukan di Inggris, misalnya, akan diberi label sebagai Alfa, kemudian varian di Afrika Selatan dan India akan dilabeli sebagai Beta dan Delta.

Sedangkan WHO sendiri merasa tidak bertanggungjawab atas adanya pelabelan varian Corona karena tidak pernah secara resmi melabeli varian itu dengan terminologi tersebut.

Nantinya nama yang akan dilabelkan WHO ke setiap varian Corona akan mengacu pada variant of concern (VOC) dan variant of interest (VOI).

VOC merujuk varian yang lebih dianggap mengancam atau turunan virus baru yang bermutasi sehingga lebih menular atau mematikan serta lebih resisten terhadap vaksin dan pengobatan.

Sementara VOI merujuk pada varian yang harus diteliti lebih lanjut agar karakteristiknya dipahami.

Daftar nama varian Corona terbaru  sudah dipublikasikan di situs WHO. Jika nanti varian lebih dari 24 varian dan alphabet Yunani habis maka WHO akan mengumumkan sistem penamaan baru, kata Van Kerkhove kepada STAT News. (tvl)

Back to top button