Dum Sumus

Kiat Bagi Generasi Sandwich Ketika Terdampak Covid-19

JERNIH – Dalam kehidupan, biaya tak terduga paling besar itu adalah pengeluaran berobat dan perawatan kesehatan. Hal tersebut dapat menggerus aset dan harta yang telah dikumpulkan oleh generasi sandwich. Sementara biaya kesehatan di Indonesia rata-rata naik 12 hingga 13% setiap tahunnya mengalahkan Singapura, Hong Kong, dan Korea Selatan.

Siapakah generasi sandwich? Istilah ini bisa diilustrasikan layaknya roti lezat yang berlapis-lapis, generasi ini tidak dapat dikategorikan dari usia, tetapi lebih kepada kemampuan finansial, status keluarga, serta kelas ekonomi. Hal ini karena tumpukan beban tanggung jawab menghimpit generasi ini atas peran sebagai anak, orang tua, pasangan, dan juga diri sendiri.

Secara ringkas, yang masuk ke dalam kategori generasi sandwich adalah sosok atau seseorang yang memiliki tanggung jawab membiayai kelangsungan hidup dan kesejahteraan anggota keluarga luas, mulai dari orang tua, pasangan, hingga anak-anak.

Wabah pandemi yang berujung pada tantangan ekonomi global menjadikan fenomena sandwich generation semakin meluas. Hal ini karena Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB), perlambatan perekonomian, serta kerentanan kondisi kesehatan manusia dirasakan secara serentak dan merata. Bukan hanya Millennials, tetapi Gen Z pun terbebankan dengan tanggung jawab finansial ini.

Sebut saja A (usia 40 tahun) bekerja menduduki posisi Senior Manager di perusahaan startup kekinian di ibu kota. Selain harus menerima keputusan perusahaan untuk tidak mendapatkan THR, harus cukup puas dengan pemotongan gaji hingga 30%, padahal A menafkahi orang tua yang telah berusia senja dan anak-anak yang mengikuti sekolah virtual dengan biaya yang tidak rendah.

Jika selama ini kita mampu bertahan bulan ke bulan dari gaji bulanan. Ini merupakan waktu untuk mulai cermat dalam mengatur finansial. Being prepared adalah kunci keberhasilan dalam melakukan apapun, termasuk mempersiapkan rencana keuangan untuk segala kondisi menuju mimpi finansial di hidup.

Avrist Assurance, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/8/2020) menyarakan 5 langkah cerdas bagi para generasi sandwich.

1. Kompromi dengan prioritas

Generasi sandwich terhimpit dengan prioritas hidup anggota keluarga. Penting sebagai pencari nafkah utama untuk membuat skala prioritas dan mengkomunikasikan level prioritas dengan jelas kepada seluruh anggota keluarga.

2. Disiplin menabung

Kunci agar bisa menabung adalah spend less and save more. Tanamkan pola pikir bahwa cara terbaik hidup nyaman adalah dengan mempersiapkan tunai cadangan ekstra dan memiliki investasi sebagai bahan bakar untuk bertahan hidup sampai akhir hayat.

3. Tentukan gol finansial

Dalam mengelola keuangan, uang membutuhkan tujuan dan arah. Tiga tujuan pokok uang adalah untuk kebutuhan hari ini, besok, dan masa depan. Buat daftar detil tujuan hidup seiring dengan perkembangan hidup. Hal tersebut akan membantu dalam menentukan produk investasi yang cocok.

4. Melek investasi

Sebagai salah satu cara agar mengoptimalkan uang sembari melawan inflasi, buah dari investasi yang benar adalah return profit yang dapat mempercepat pencapaian gol finansial. Dengan begitu banyaknya produk investasi yang tersedia, penting bagi masyarakat untuk senantiasa belajar dan berpikir kritis sebelum mempercayakan sejumlah dana pada sebuah bentuk investasi apapun.

5. Cermat berasuransi

Biaya perawatan rumah sakit dapat menguras habis tabungan seumur hidup. Asuransi merupakan produk finansial yang berperan sebagai protektor kesejahteraan bagi seluruh anggota keluarga; mulai dari orang tua, pasutri, dan anak-anak.

Jika anggota keluarga jatuh sakit, maka asuransi akan berikan proteksi dengan menanggung biaya perawatan, jika pencari nafkah jatuh sakit, maka asuransi pun menanggung biaya perawatan. Tidak hanya itu saja, asuransi pun menggantikan biaya konsultasi dokter di rumah sakit jika pada akhirnya hasil pemeriksaan menemukan bahwa pemegang polis menderita penyakit kronis.

“Dengan kenaikan 12 hingga 13% per tahun, biaya rumah sakit menjadi salah satu biaya termahal yang tak terencanakan oleh keluarga Indonesia. Sejalan dengan misi kami untuk menyediakan satu polis di setiap rumah tangga di Indonesia, kami terus memperkenalkan produk dan benefit bernilai lebih kepada generasi sandwich Indonesia, guna membantu mereka dalam mengantisipasi biaya tak terduga tersebut,” ujar Ernest Febrianto, Head of Corporate Marketing Communications, PT Avrist Assurance.

Kiat lainnya untuk generasi sandwich adalah mengalokasikan dana khusus orangtua sedini mungkin. Dana khusus orangtua ini bisa kamu persiapkan bahkan sebelum berkeluarga. Tapi bila kamu sudah berkeluarga, maka jangan lupa untuk mendiskusikan hal tersebut bersama dengan pasangan. Ini penting dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman antara kamu dengan pasangan.

Selain mengalokasikan dana khusus orangtua, juga harus mempersiapkan dana darurat. Dana darurat ini dipersiapkan untuk berbagai kondisi yang tidak terduga dan mendesak. Semisal, tiba-tiba di-PHK dari tempat kerja.

Yang tak kalah penting dari kedua dana di atas adalah dana pendidikan anak. Persiapkanlah dana pendidikan anak sedini mungkin. Kamu dan pasangan dapat merencanakan secara matang sejak awal menikah terkait dana pendidikan anak ini. Perlu diketahui, dana pendidikan akan terus mengalami kenaikan sebesar 10 sampai 20 persen setiap tahunnya.

Agar keturunan tidak menjadi sandwich generation berikutnya, maka siapkan dana pensiun sejak jauh-jauh hari. Selain itu atur pula keuangan sebaik mungkin agar tidak terjadi pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan. Atur keuangan kamu dengan baik supaya dapat memenuhi kebutuhan bulanan dan tetap bisa berinvestasi. [*]

Back to top button