Moron

Vaksinasi Corona Agenda Setan, Kata Ketua Mahkamah Agung Afrika Selatan

Mogoeng berkata dia tidak akan bisa dibungkam. “Saya tidak peduli dengan konsekuensinya. Kita sudah terlalu lama diam, terlalu mematuhi aturan. Anda tidak bisa memaksakan vaksin pada semua orang.

JERNIH—Ketua Mahkamah Agung Afrika Selatan, Mogoeng Mogoeng, menjadi sorotan publik di negaranya saat tertangkap dalam video manakala berdoa agar Tuhan memusnahkan semua vaksin Covid-19 yang “bisa disuntikkan dengan tanda setan”.

Mogoeng berbicara pada upacara syukuran di Rumah Sakit Tembisa di Ekurhuleni, Johanesburg, Afsel, Kamis (10/12) lalu. Saat itu Mogoeng menutup pidatonya dengan doa: “Saya mengunci setiap setan Covid-19. Saya mengunci semua vaksin yang bukan dari Dia.”

Mogoeng kemudian berdoa agar Tuhan mengirim malaikatnya untuk menegakkan kehendak-Nya. “Jika ada vaksin yang berasal dari Iblis, yang dimaksudkan untuk menanamkan pola 666 dalam kehidupan manusia, yang dimaksudkan untuk merusak DNA mereka, vaksin-vaksin semacam itu, semoga semua itu dihancurkan dengan api dalam nama Tuhan Yesus.”

Sementara banyak orang membela haknya untuk mengekspresikan pandangan dan pendapat religiusnya secara terbuka, yang lain memperingatkan bahwa komentar terbarunya bisa berbahaya, terutama jika menyangkut beberapa orang yang masih ragu-ragu untuk ikut vaksinasi.

Bukan ini saja Mogoeng memantik polemik di negeri yang pernah menerapkan politik rasial Apartheid itu. Juni lalu, Mogoeng menerima serangkaian reaksi atas ucapannya tentang Israel selama webinar yang diadakan oleh Jerusalem Post, yang menyatakan dukungannya untuk Israel.

Sementara itu, pemerintah memohon kepada warga Afrika Selatan untuk tidak membiarkan teori konspirasi menggagalkan upaya penanganan pandemi Covid-19. Pemerintah meminta warga untuk hanya mengandalkan informasi akurat yang dikomunikasikan melalui para ilmuwan dan ahli kesehatan.

Juru Bicara Pemerintah Afsel,  Phumla Williams, mengatakan, orang harus menghindari penyebaran teori konspirasi seputar vaksin. “Ini masalah serius. Kita tidak bisa terus menyesatkan masyarakat tentang hal-hal atau informasi yang belum teruji. Mari kita mengandalkan ahli sains dan kesehatan dan apa yang perlu kita lakukan dan apa yang perlu kita ketahui.”

Afrika Selatan telah mencatat lebih dari 22.700 kematian akibat Covid-19. Sejauh ini angka itu merupakan jumlah tertinggi di benua Afrika. Kekhawatiran bahwa orang mungkin menghindari vaksinasi akibat komentar tersebut dengan cepat merebak.

Setelah Afrika Selatan menjadi negara pertama untuk uji coba vaksin virus corona di benua Afrika, aktivis anti-vaksin banyak yang protes karena beranggapan orang Afrika digunakan sebagai subjek tes.

Namun Mogoeng sendiri tampaknya tidak menyesali apa yang telah ia ucapkan. Pada konferensi pers Jumat (11/12) untuk merilis laporan pengadilan, Mogoeng berkata, “Jika ada vaksin apa pun yang dengan sengaja dimaksudkan untuk merugikan manusia, vaksin itu tidak boleh ada. Saya menangis berdoa kepada Tuhan untuk menghentikannya.”

Mogoeng berkata dia tidak akan bisa dibungkam. “Saya tidak peduli dengan konsekuensinya. Kita sudah terlalu lama diam, terlalu mematuhi aturan.” Mogoeng menambahkan, “Saya tidak berpikir vaksin itu harus wajib… Anda tidak bisa memaksakan vaksin pada semua orang. Kenapa harus dipaksa?”

Sunday Times Daily, mengutip profesor virologi Universitas Wits, Barry Schoub, yang juga menjabat sebagai kepala komite penasihat menteri untuk Covid-19, mengatakan,” Sangat disayangkan bahwa seseorang dengan posisi tinggi seperti itu menyesatkan masyarakat. Vaksin adalah bagian utama dari pengendalian epidemi ini dan sangat disayangkan seseorang dengan pengaruh besar seperti itu menentang upaya untuk mengendalikan pandemi.”

Sementara organisasi hak asasi manusia, Africa 4 Palestine, berkomentar bahwa Mogoeng “merendahkan ilmu kedokteran dan posisi Afrika Selatan dalam pendistribusian vaksin”. [Reuters/Sunday Times Daily/EyewitnesNews]

Back to top button