Oikos

Film Bad Boys For Life, di Balik Dendam Kesumat

WWW.JERNIH.CO – “Balas dendam terbaik adalah menjadikan dirimu lebih baik,” ujar Ali bin Abu Thalib.

Tetapi tampaknya tidak berlaku bagi Isabel Aretas (Kate del Castillo), janda mendiang raja kartel narkoba Benito Aretas yang divonis penjara seumur hidup. Dendam harus dibayar. Jika perlu dendam harus dilampiaskan dengan pembunuhan yang lebih kejam.

Dendam membutakan mata. Tetapi tidak membuyarkan otak licik dan sadis seorang perempuan. Ia rela membunuh siapapun, termasuk daftar orang-orang yang pernah memvonis suami hingga merusak kehidupan keluarganya. Sang anak tumbuh dan besar tanpa asuhan ibunda, akibatnya menjadi bengis sekaligus mesin pembunuh bagi ibunya.

Demi dendam itu pula, Isabel merencanakan berbagai hal tanpa harus tangannya berlumur darah. Ia cukup memanfaatkan “sifat” keibuannya kepada sang putra, Armando Aretas (Jacob Scipio).

Sebagai mesin pembunuh, bekal Armando terbilang lebih dari cukup. Ia bak seorang tentara dari pasukan khusus yang punya kemampuan letal tinggi. Dari mulai menembak di atas motor, beladiri kelas atas, sampai menembak runduk.

Inilah lika-liku peran antagonis yang ditampilkan dalam film sekuel Bad Boys (1995) dan Bad Boys II (2003), Bad Boys For Life (2020). Kali ini duo bad boys itu, Letnan Detektif Michael Eugene “Mike” Lowrey (Will Smtih) dan Letnan Detektif Marcus Miles Burnett (Martin Lawrence) sudah di penghujung usia pensiun.

Marcus misalnya, sudah ingin menyudahi petualangan kedetektifannya ketika lahir cucu pertama. Dengan apa pun alasan yang dikemukakan Mike untuk terus bertualang membasmi kejahatan, Marcus tetap menolak. Sudah cukup baginya berbuat kekerasan.

Berbeda 180 derajat dengan Mike. Ia masih melajang, walaupun terasa benar ada hati yang ingin dicurahkan kepada sang mantan, Letnan Rita Secada (Paola Nunez). Rita kini memimpin tim khusus yang dibentuk Polda Miami menghadapi kejahatan masa kini. AMMO (Advanced Miami Metro Operations).

Tim AMMO, masih muda dan berteknologi canggih

Mike dan Marcus yang sudah setengah baya juga bukan lagi pilihan menghadapi kasus-kasus kejahatan berskala besar. Mereka sudah tak tangkas lagi, naik mobil dalam kecepatan tinggi pun nyaris muntah, dan yang paling penting, kini ada AMMO pimpinan Letnan Rita.

Badan Will Smith kelihatan sudah mekar. Berbeda dengan postur tubuhnya di Bad Boys pertama dan kedua. Tapi masih tampak tegap. Smith selain berakting juga didapuk jadi produser bersama sutradara film action jempolan, Jerry Bruckheimer. Bruckheimer adalah produser sejak Bad Boys pertama.

Sisi menarik Bad Boys barangkali justru bukan pada inti cerita yang mudah diramal. Melainkan pada alur cerita dan sudut pengambilan gambar. Pada alur cerita dengan gaya puzzle yang saling terkait serta kelak menimbulkan sebuah pertanyaan besar pada diri Mike Lowrey dan cukup mengejutkan.

Alur-alur tentang dua polisi yang galau menjelang pensiun disajikan dengan cerdas dan mengudang senyum. Umpamanya, kala Marcus memilih menjadi pria rumahan, sementara Mike masih beraksi di jalan. Sutradara menampilkan komparasi tiap aktivitas dan tetap mengedepankan karakter Mike yang cuek dan lempeng, sementara Marcus tetap sebagai sosok jenaka dan pembuat onar.

Begitu pula saat menampilkan kehidupan yang kontras. Marcus yang family man, sedangkan Mike lonely man. Bahkan hal itu terlihat pula pada mobil yang mereka kendarai. Marcus dengan Nissan, sementara Mike membawa Porsche.

Acung jempol buat duo sutradara muslim Adil El Arbi dan Billal Fallah yang jeli menampilkan setiap detil kedua sosok polisi bandel ini. Mereka masih muda (lahir tahun 1986 dan 1988) sekarang tengah menggarap film action berbasis dunia polisi, Beverly Hills Cop 4.

Film berdurasi 124 menit ini tidak terkait dengan dua sekuel sebelumnya. Benito Aretas pun tidak pernah diungkap pada Bad Boys pertama dan kedua. Jika kemudian Mike masuk ke dalam daftar korban yang dirinci oleh Isabel, pasti pernah ada sesuatu yang membuat ia sakit hati dan dendam.

Satu persatu orang dalam daftar itu tewas. Mulai Jaksa hingga hakim. Para punggawa hukum ini jelas tewas akibat dendam  atas putusan bagi sang suami.

Armando dan Isabel, apa kaitan keduanya dengan Mike?

Mike mungkin tak terpancing dendam kesumat jika ia lolos dari percobaan pembunuhan. Tapi fakta berkata lain. Dendam memuncak ditambah dengan tewasnya polisi bijak sang komandan, Kapten Conrad Howard di pangkuannya. Tewasnya Howard juga memicu kemarahan AMMO. Tentu saja, memancing Marcus yang sudah bersumpah di hadapan tuhan akan berhenti melakukan kekerasan.

Bad Boys For Life alias menjadi polisi bandel selamanya ini kelak menguak masa lalu Mike. Dendam Mike tuntas dan menyelesaikan masa lalunya yang miring. Dendam Isabel juga tuntas meski tak semua daftarnya tuntas ia bunuh. Jika ada dendam seperti yang diucapkan Ali bin Abu Thalib, barangkali nyaris terjadi pada Marcus.

Entah apa lagi yang akan terjadi pada Bad Boys selanjutnya. Jika rata-rata jeda 7 tahun antar sekuel, sudah pasti dua Bad Boys ini sudah masuk usia pensiun. Adakah kejahatan yang bisa diatasi oleh pensiunan polisi?

Yang jelas sebagai produk hiburan, Bad Boys For Life meraup kocek 424 juta dolar (ongkos produksi 90 juta dolar). Sementara Bad Boys II dibuat dengan biaya lebih mahal, 130 juta dolar, dan hanya meraih 273 juta dolar. Bad Boys pertama hanya bermodal 19 juta dolar, tetapi memperoleh pendapatan 141 juta dolar.

Bad Boys pertama memperoleh tujuh kali dari modal. Bad Boys For Life nyaris lima kali lipat dari modal. Not bad! (*)

Back to top button