Oikos

Ini Perbedaan Terkena Asam Lambung atau Penyakit Jantung

Jakarta – Sakit karena asam lambung atau penyakit jantung? Ini yang selalu menjadi pertanyaan ketika mengalami sakit di bagian perut bagian atas atau ulu hati. Memang ada kemiripan keluhan keduanya.

“Ada kesamaan keluhan antara asam lambung dan jantung yang disebut dengan nyeri alih yaitu nyeri yang menyerupai asam lambung padahal keluhan tersebut adalah gangguan atau serangan jantung,” kata dokter spesialis jantung RS Awal Bros Bekasi Timur dr Ronaldi, Sp.JP, FIHA, FAPSC, di Jakarta, Senin, (24/02/2020).

Bagaimana cara membedakan keluhan asam lambung dan jantung? Menurut dr Ronaldi, keluhan jantung sebenernya dapat dilihat dari dua hal yaitu ciri-ciri faktor risiko jantung yang tidak dapat dikendalikan dan ciri-ciri faktor risiko jantung yang dapat dikendalikan. Adapun ciri-ciri risiko jantung yang tidak dapat dikendalikan yaitu faktor usia (usia lanjut memiliki risiko jantung lebih besar), jenis kelamin (pria lebih berpotensi terkena jantung), dan keturunan.

Di sisi lain, ciri-ciri risiko jantung yang dapat dikendalikan seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tubuh, kencing manis atau diabetes melitus, gaya hidup (merokok, konsumsi makanan, olahraga, dan sebagainya), serta kadar asam urat.

“Jadi, risiko yang dapat kita cegah adalah ciri-ciri risiko yang dapat dikendalikan karena risiko tersebut dapat dideteksi melalui medical checkup secara rutin, cek rekam jantung, treadmill jantung, dan berkonsultasi rutin dengan dokter,” tambah dr Ronaldi.

Terkait gejala jantung, sebaiknya masyarakat perlu memerhatikan beberapa ciri fisik gejala jantung seperti Angina Pektoris atau nyeri dada yang yang sifatnya khas yaitu nyeri dada kiri hingga menembus kebelakang sampai menjalar ke tangan kiri.

“Ciri fisik lain dari gejala jantung adalah keluhan sesak nafas dimana nafas terasa berat dan sering berdebar-debar serta badan berkeringat dingin,” katanya. Jika ciri fisik tersebut tidak terdekteksi atau diabaikan oleh penderita jantung, maka risiko serangan jantung mendadak atau heart attack dapat terjadi.

“Biasanya kematian mendadak akibat jantung disebabkan oleh gejala-gejala fisik, ciri-ciri risiko jantung yang dapat dikendalikan, dan ciri-ciri risiko jantung yang tidak dapat dikendalikan tersebut diabaikan,” tambahnya.

Ia melanjutkan, asam lambung tidak berhubungan dengan detak jantung yang berdebar-debar hingga detak jantung tersebut berhenti. “Intinya kembali lagi, keluhannya sama atau mirip tapi bukan berarti asam lambung menyebabkan serangan jantung ataupun sebaliknya. Keluhan di lambung bisa bikin rasa kebakar di ulu hati karena jantung letaknya juga berdekatan dengan ulu hati,” imbuhnya.

Menurutnya, penyebab sesak nafas akibat asam lambung atau GERD lebih mudah dideteksi dini dibandingkan sesak nafas akibat jantung. Jika seseorang memiliki pola hidup yang tidak sehat seperti telat makan atau mengonsumsi kopi, asam, dan makanan pedas secara berlebihan, maka potensi GERD dapat kapan saja muncul.

Jika mengalami serangan jantung, sebaiknya penderita segera dibawa ke dokter untuk ditindaklanjuti secara medis seperti diberikan oksigen dan diberikan terapi obat-obatan yang bertujuan untuk melebarkan atau mengembalikan aliran darah yang tersumbat di pembuluh darah jantung. Untuk mengetahui bagian pembuluh darah yang tersumbat, pasien dapat dilakukan tes EKG, treadmill jantung, MSCT Coroner, dan Angiography Coroner. [Zin]

Back to top button