Oikos

Ini Tips Bagi Perusahaan Hadapi New Normal

Jakarta – Menjaga kedisiplinan protokol kesehatan di perusahaan pada masa transisi new normal menjadi suatu kewajiban. Karena jika tidak, bisa mengganggu operasional perusahaan dalam waktu yang lama.

Saat ini, relaksasi telah dijalankan oleh berbagai daerah di Indonesia. Bisnis dan fasilitas umum mulai kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Kembali beroperasinya sejumlah sektor bisnis saat ini lebih didorong oleh faktor ekonomi, bukan karena ancaman Covid-19 di Tanah Air yang telah hilang. Jika perusahaan gagal menaati kewajiban yang ditetapkan dan skenario buruknya ada karyawan yang terinfeksi Covid-19 akan sangat merugikan.

“Akibatnya, seluruh pihak yang bersinggungan dengan karyawan wajib melakukan tes dan karantina mandiri selama 14 hari. Artinya bisa mengganggu operasional perusahaan dalam waktu yang lama bahkan jika ditemukan pelanggaran ada kemungkinan izin operasional dicabut sementara waktu,” kata Matthew Million, Founder HR Millenial Indonesia & Praktisi HR, dalam keterangannya kemarin.

Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan oleh pemilik bisnis atau human resources sebelum memutuskan karyawan bisa kembali kerja dari kantor dengan segala risiko yang bisa terjadi di lapangan saat ini. Penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin, serta standar operasional prosedur (SOP) baru perlu dirancang oleh HR untuk memastikan karyawan tetap kerja secara aman dan produktif meskipun harus bekerja dari kantor atau dari rumah secara bergantian.

Ada beberapa solusi yang bisa dilakukan di masa new normal untuk perusahaan seperti yang diungkapkan Mekari, perusahaan software as a service untuk bisnis UKM dan mid-enterprise.

1. Pengaturan shift kerja karyawan

Anjuran physical distancing dari pemerintah membuat perusahaan perlu menerapkan shift kerja bagi karyawan untuk memastikan jarak aman karyawan yang bekerja dari kantor. Hal ini menjadi salah satu tantangan utama, karenanya harus disiasati dengan sistem piket work from office dan work from home secara bergantian hingga saat ini. Perencanaan, distribusi waktu, serta monitor jadwal shift kerja karyawan menjadi lebih mudah bagi HR jika mengandalkan automasi dari fitur Shift Management Talenta.

 2. Pembayaran payroll dengan akurat

Penerapan shift kerja karyawan dengan proses manual riskan menimbulkan kesalahan pendataan pada HR yang bisa berdampak pada payroll yang diterima oleh karyawan. Dengan sistem automasi payroll Talenta yang terintegrasi dengan pengaturan shift dan absensi, HR akan terbantu dalam pendistribusian gaji yang akurat sesuai dengan data shift kerja karyawan.

3. Minimalisir kontak dengan absensi di smartphone

Absensi dengan fingerprint masih dilakukan mayoritas perusahaan, namun saat ini fingerprint bisa menjadi salah satu kontak penularan virus. Perlu adanya pembatasan penggunaan fingerprint dalam pendataan kehadiran untuk mencegah adanya penularan Covid-19 antar karyawan.

4. Melakukan identifikasi dan pantau kesehatan karyawan

Kesehatan karyawan menjadi faktor utama yang harus diperhatikan saat memutuskan karyawan bisa kembali beraktivitas ke kantor. Melakukan identifikasi riwayat penyakit dan merekomendasikan karyawan dengan gejala Covid-19 untuk tetap berada di rumah penting dilakukan.

5. Memastikan produktivitas kerja di rumah maupun kantor

Pengaturan kerja dari kantor dan rumah secara bergantian menjadi tantangan sendiri bagi karyawan untuk bekerja dengan produktif. Demi memastikan kelancaran produktivitas dan tujuan organisasi tercapai dengan baik, perlu melakukan monitor atas pekerjaan karyawan dengan terukur khususnya saat bekerja dari rumah. Penggunaan fitur Time Tracker di aplikasi Talenta akan memudahkan setiap leader dalam mendistribusikan tugas kepada karyawan serta melakukan monitor sehingga tugas tersebut bisa diselesaikan secara tepat waktu. [*]

Back to top button