Oikos

Klaim Ahli, Covid-19 Melemah Tak Perlu Vaksin

Jakarta – Profesor Matteo Bassetti, seorang spesialis penyakit menular, mengklaim virus corona telah berubah dari ‘harimau agresif’ menjadi ‘kucing liar’. Akibatnya, pandemi Covid-19 dapat berakhir tanpa membutuhkan vaksin.

Pakar asal Italia ini menambahkan, mungkin manusia tidak memerlukan vaksin untuk virus, yang telah menewaskan 465.000 di seluruh dunia ini, karena bisa mati dengan sendirinya. Klaim ini telah disengketakan oleh para ahli lainnya

Kepada Sunday Telegraph Prof Bassetti mengatakan rasanya seperti harimau yang agresif pada bulan Maret dan April tetapi sekarang seperti seekor kucing liar. Bahkan pasien lanjut usia, berusia 80 atau 90 tahun, sekarang duduk di tempat tidur dan mereka bernapas tanpa bantuan.

“Sebelumnya, pasien seperti itu akan meninggal dalam dua atau tiga hari,” ujarnya seperti dikutip dari Metro.co.uk, Senin (22/6/2020). Menurutnya, virus corona berubah dalam tingkat keparahan selama empat minggu terakhir, dan kemudian berubah menjadi lebih lemah. Ada beberapa penjelasan yang mungkin dalam konteks ini, termasuk upaya lockdown yang menyebabkan orang terpapar dengan dosis yang lebih kecil.

Pakar dari Rumah Sakit Umum San Martino di Genoa itu sebelumnya dikritik karena membuat klaim serupa di awal bulan. Menanggapi pernyataan sebelumnya, Dr Angela Rasmussen dari Columbia University tweeted: “Tidak ada bukti bahwa virus kehilangan potensi di mana saja.”

Oscar MacLean dari University of Glasgow menambahkan, membuat klaim-klaim ini berdasarkan pengamatan anekdotal dari tes swab berbahaya. Walaupun pelemahan virus melalui mutasi secara teori dimungkinkan, itu bukan sesuatu yang harus kita harapkan, dan setiap klaim yang bersifat ini perlu diverifikasi dengan cara yang lebih sistematis. “Tanpa bukti yang jauh lebih kuat, tidak seorang pun seharusnya meremehkan bahaya yang ditimbulkan oleh virus yang sangat ganas ini.”

Italia melaporkan 49 kematian dari Covid-19 pada hari Sabtu, dibandingkan dengan 47 hari sebelumnya, Perlindungan Sipil Agensi mengatakan, sementara penghitungan harian kasus baru naik menjadi 262 dari 251 pada hari Jumat. Jumlah korban tewas di negara itu sejak wabah terungkap pada 21 Februari kini mencapai 34.610, kata badan itu, tertinggi keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Brasil, dan Inggris. [*]

Back to top button