DepthPoliteia

Stanislaus: Tiga Opsi Calon Pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis

Siapapun yang terpilih jadi Kapolri harus mampu membawa Polri dengan profesional, modern, dan terpercaya, untuk mencegah dan menangani gangguan keamanan di Indonesia.

JAKARTA-Pengamat Intelijen dan Keamanan Negara Stanislaus Riyanta melihat persaingan di dalam internal Polri kembali semakin memanas seiring dengan semakin dekat habis masa jabatan Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Idham Azis pada Januari 2021 mendatang.

Persaingan ketat itu, kata Stanislaus, dapat dilihat dari penyataan Idham, dimana dalam Hut Bhayangkara ke 74, Idham berkata “Dentungkan harapanmu setinggi langit lalu biarkan nanti Tuhan yang memilih siapa yang nanti yang akan jadi next Kapolri”.

“Suksesi Kapolri ini mulai memanas mengingat Idham Azis akan memasuki usia pensiun pada Januari 2021. Tentu saja perlu beberapa persiapan termasuk uji kelayakan dan kepatutan di DPR sebelum calon Kapolri pengganti Idham Azis resmi dilantik,” katanya Stanis, Minggu, 5 Juli 2020.

Pernyataan Stanis mengacu pada Undang-Undang (UU) Nomor 2 tahun 2002 Pasal 11 yang mengatur suksesi Kapolri. Dalam pasal tersebut tertulis bahwa Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden RI dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Terdapat beberapa perwira tinggi yang mempunyai peluang untuk menggantikan Idham Azis sebagai Kapolri. Ada lima jenderal bintang tiga (Komjen) yang saat ini menjabat di internal Polri dan mempunyai peluang besar sebagai calon Kapolri,”.

Mereka yang dimaksud Stanis adalah Komjen Rycko Amelza Dahniel yang menjabat sebagai Kabaintelkam, peraih Adhi Makayasa Akpol 1988 masa dinas hingga 2024. Kedua, Kabaharkam Komjen Agus Andrianto, alumni Akpol 1989 dengan masa dinas hingga 2025. Selanjutnya Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo, alumni Akpol 1991 dengan masa dinas hingga 2027. Keempat, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, alumni Akpol 1988 dengan masa dinas aktif hingga 2023, dan yang kelima adalah Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto, alumni Akpol 1988 dengan masa dinas aktif hingga 2023.

Diluar lima jenderal bintang tiga tersebut, terdapat pula Perwira Tinggi Polri yang saat ini bertugas di luar organisasi kepolisian yang juga punya peluang menjadi calon Kapolri berikutnya.

“Bahkan bisa dianggap sebagai kuda hitam adalah Komjen Boy Rafli Amar, yang sekarang menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Komjen Boy Rafli Amar cukup populer di kalangan masyarakat. Alumni Akpol 1988 ini tercatat dengan masa dinas aktif hingga 2023. Perwira Tinggi Polri lainnya adalah Komjen Bambang Sunarwibowo, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Utama BIN. Dia merupakan alumni Akpol 1988 dengan masa dinas aktif hingga 2024,” kata Stanis.

Sementara pada jajaran perwira tinggi bintang dua (Irjen), terdapat juga beberapa jenderal yang memiliki peluang menggantikan Idham menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara.

“Indikasinya adalah jika perwira tinggi bintang dua tersebut dalam kurun waktu hingga akhir tahun ini mendapat promosi dan kenaikan pangkat menjadi bintang tiga. Saat ini dua perwira tinggi bintang dua yang menonjol adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana, alumni Akpol 1988 dengan masa dinas aktif hingga 2023; dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lutfhi, alumni Sepamilsuk Polri 1989 dengan masa dinas aktif hingga 2024,”.

Stanis berasumsi adanya tiga opsi yang ia perkirakan akan menjadi jalan bagi terpilihnya Kapolri pengganti Jendral Idham Aziz.

Pertama, dipilih dari perwira tinggi bintang tiga yang dinilai kinerjanya terbaik dalam menangani Covid-19 dan Pilkada Serentak 2020.

“Para perwira tinggi bintang tiga tersebut adalah Komjen Gatot Eddy Pramono (Wakapolri), Komjen Rycko Amelza Dahniel (Kabaintelkam), Komjen Agus Andrianto (Kabaharkam), dan Komjen Listyo Sigit Prabowo, (Kabareskrim), Komjen Boy Rafli Amar (Kepala BNPT), dan Komjen Agung Budi Maryoto (Irwasum Polri),”.

Selanjutnya opsi kedua, jika tidak menggunakan standar penilaian opsi pertama maka Presiden Jokowi akan mencari pati bintang dua yang kinerjanya lebih menonjol. Pati ini akan mendapat job bintang tiga dan dianggap berhak terpilih menjadi Kapolri.

Saat ini dua perwira tinggi bintang dua yang potensial untuk masuk dalam opsi kedua itu adalah Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Lutfhi.

“Indikasi skenario kedua ini adalah akan ada promosi dari perwira tinggi bintang dua menjadi bintang tiga sehingga bisa masuk dalam bursa calon Kapolri. Meskipun demikian akan ada catatan tersendiri bagi Irjen Ahmad Lutfi yang bukan alumni Akpol, tentu akan menimbulkan dinamika tersendiri di mana jabatan perwira tinggi Polri saat ini didominasi oleh Alumni Akpol,” kata dia.

Opsi ketiga, menurut Stanis adalah Presiden Jokowi memanfaatkan pasal 30 ayat 2 UU No 2 Tahun 2002, yang menyebutkan bahwa usia pensiun maksimum anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia 58 tahun.

“Dan bagi anggota yang memiliki keahlian khusus dan sangat dibutuhkan dalam tugas kepolisian dapat dipertahankan sampai dengan 60 (enam puluh) tahun. Aturan ini akan memberikan payung hukum bagi Presiden jika memperpanjang masa jabatan Jendral Idham Azis sebagai Kapolri, sambil menunggu kesiapan dan kelayakan calon Kapolri pengganti,”.

Dia menegaskan, banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam suksesi Kapolri pengganti Idham Azis, termasuk tantangan di tengah pandemi Covid-19.

(tvl)

Back to top button