POTPOURRI

Asal Mula Pellagra, Ketika Jagung Menjadi Petaka di Eropa

Jagung membawa petaka bila hanya dijadikan makanan pokok satu-satunya, dan menjadi penyakit orang miskin

Jernih — Jagung adalah makanan yang dikenal luas oleh hampir seluruh masyarakat Eropa. Tumbuhan ini banyak diolah menjadi banyak makanan sejak berabad-abad silam. Perkenalan bangsa Eropa dengan jagung tidak bisa lepas dari peran seorang penakluk asal Spanyol bernama Hernan Cortez.

Pria bernama lain Fernando Cortez lahir pada tahun 1485 dan meninggal pada tahun 1547. Ia dikenal luas karena kiprahnya menaklukan bangsa Aztek di Amerika Tengah dan Selatan dan menjadikannya koloni Spanyol.

Pada bulan Februari 1519, Cortez berlayar membawa 11 kapal, 553 tentara, 110 kelasi, 13 senjata api genggam, 10 meriam berat, 4 meriam ringan, 16 ekor kuda dan 32 busur panah dari Spanyol menuju benua Amerika. Tujuan utamanya ialah menaklukan bangsa Aztek dan memboyong emas mereka yang terkenal melimpah.

Dengan berbagai cara dan siasat, dalam kurun waktu lebih kurang satu tahun, Cortez berhasil menaklukan Aztek, memenjarakan raja Montezuma II, dan menganti nama daerah tersebut menjadi New Mexico, kawasan yang kini menjadi teritori negara Meksiko.

Selain pulang sebagai hartawan dengan memboyong emas, ia pun membawa kejayaan bagi kerajaan Spanyol karena berhasil mendirikan koloni di benua yang baru ditemukan itu. Capaian itu membuat Kerajaan Spanyol menjadi kerajaan terkaya di Eropa saat itu.

Kecuali itu, ia juga membawa serta jagung, tumbuhan yang telah berabad-abad dibudidayakan oleh masyarakat Aztek, ke Spanyol. Di “rumah barunya”, jagung dengan cepat menjadi bahan pangan yang digemari karena produktif, mudah dibudidayakan, dan dapat diolah menjadi berbagai makanan.

Saking pesatnya popularitas jagung di Eropa, tanaman bernama latin Zea mays itu bahkan  dijadikan makanan pokok satu-satunya oleh sebagian masyarakat Eropa, khususnya masyarakat miskin. Di mana jagung dibudidayakan, maka di sana terjadi pertumbuhan populasi penduduk secara cukup signifikan. Namun, hal ini justru merupakan awal petaka yang melanda Eropa.

Kanal YouTube Med Theories yang fokus memproduksi video bertema medis dan kesehatan, menggunggah video berjudul “Vitamin B3, B9, dan B12, Mengenal Ilmu Nutrisi Dasar Part 4”. Video tersebut menjelaskan penyakit Pellagra, yaitu suatu penyakit yang diakibatkan kurangnya asupan niacin (vitamin B3) yang pada awal penemuannya disebabkan karena orang-orang terlalu banyak mengonsumsi jagung secara berlebihan dan tidak sehat.  

Orang yang menyidap penyakit ini akan mengalami beberapa gejela yang umum disebut 4 D, yaitu dermatitis (kulit kemerahan); diarrhea (diare); dementia (pikun atau kebingungan); dan death (kematian).

Awalnya penyakit ini sering disebut penyakit orang miskin sebab sering ditemukan diderita oleh masyarakat miskin Eropa yang hanya memakan jagung, bahkan tak jarang mereka memakan jagung yang sudah berjamur.

Hal ini sempat membingungkan dokter di masa itu. Apa yang sebenarnya menyebabkan Pellagrin, jagung ataukah jamur pada jagung?

Istilah Pellagra sendiri kali pertama diperkenalkan oleh seorang dokter Italia bernama Francesco Frapoli pada tahun 1771. Namun, pada tahun 1735, seorang dokter Spanyol, Don Gasper Casal, sebenarnya telah mendeskripsikannya namun belum menamai penyakit itu. Frapoli memberinya nama Pellagra, yang merupakan bahasa Italia untuk “kulit yang kasar”, karena melihat gejala yang paling nampak, yaitu kelainan pada kulit.

Di masa awal penemuannya, ahli medis saat itu menggolongkan penyakit ini sebagai penyakit infeksi. Anggapan bahwa penyakit ini disebabkan “diet jagung” kalah. Tahun 1914, seorang dokter ahli kesehatan masyarakat asal Hongaria, dr. Joseph Goldberger, menyelidiki kasus Pellagra yang makin meningkat di Amerika Selatan.

Dari hasil penelitiannya, ia menyimpulkan bahwa Pellagra ternyata bukanlah penyakit infeksi. Hal ini ia simpulkan setelah ia melihat langsung bahwa para perawat dan tenaga medis yang merawat pasien Pellagra tidak tertular penyakit, padahal mereka seharusnya terular jika penyakit ini memang diakibatkan infeksi.

Ia kemudian menyuntikan serum darah pasien Pellagra ke dalam tubuhnya, keluarga, serta beberapa koleganya demi membuktikan teorinya. Ia dan orang-orang yang disuntik ternyata tidak terjangkit penyakit Pellagra. Hal ini membuatnya bulat menyimpulkan bahwa penyakit ini bukan infeksi.

Dr. Joseph lantas menemukan fakta bahwa pasien-pasien Pellagra mengalami perbaikan kondisi setelah mereka mengganti diet mereka dari yang asalnya hanya makan jagung menjadi makan berbagai makanan tambahan penyerta jagung.

Mengapa orang Aztek tidak terjangkit Pellagra? Mereka ternyata tidak menjadikan jagung sebagai makan pokok. Belakangan diketahui bahwa bangsa Aztek, selain membudidayakan jagung, juga banyak membudidayakan tumbuhan lain yang oleh para ahli kemudian  disebut “three sisters (tiga saudari)”, yaitu jagung, kacang-kacangan, dan sejenis labu siam atau squash.

Pellagra bukanlah penyakit yang disebabkan oleh jagung, melainkan disefisiensi vitamin B3 atau niacin. Karena hanya memakan jagung, maka asupan niacin yang dibutuhkan tubuh tidak terpenuhi. Niacin sendiri banyak ditemukan dalam daging-dagingan, kacang-kacangan, dan nasi merah.

Senyawa ini berfungsi mengangkut energi hasil metabolisme tubuh, Jika tubuh kekurangan niacin, maka produksi energi akan terhambat. Niacin juga berfungsi untuk memperbaiki DNA yang rusak akibat paparan mutagen maupun sinar ultraviolet. Fungsi ini menjelaskan mengapa orang yang kekurangan niacin kulitnya menjadi kemerahan dan rusak, terlebih jika terkena sinar ultraviolet.

Back to top button