POTPOURRI

‘Asia’ di Mata Orang Rusia

Jernih — Federasi Rusia merupakan negara terluas di dunia.  Luas wilayahnya mencapai 17.125.200 km2, membentang dari Benua Asia bagian utara hingga ke Eropa Timur.

Dengan bentangan sepanjang ini, Rusia memiliki hingga sebelas zona waktu. Dan dengan bentangan ini pula, penduduk dan kebudayaan Rusia menjadi sangat beragam.

negara berjuluk Negara Beruang Merah ini berpenduduk  142 juta jiwa yang terbagi  dalam sekitar 193 suku. Banyaknya suku yang tinggal di wilayah Rusia menjadikan negara ini juga kaya akan bahasa daerah.

Karena wilayahnya yang melintang dari Asia ke Eropa, kata “Asia” bagi sebagian orang Rusia memiliki makna yang tidak hanya merujuk nama benua.

Menurut Egor Kitov, peneliti dari Pusat Antropologi Fisik Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia, dalam konteks orang Rusia, kata “Asia” setidaknya dapat memiliki tiga makna.

Pertama, Asia digunakan untuk menyebut orang-orang Rusia yang tinggal di bagian benua Asia. Kedua, istilah Asia juga digunakan untuk mengidentifikasi suatu kelompok masyarakat dengan ciri budaya dan bahasa tertentu. Kitov mencontohkan, dalam konteks ini, bangsa Turk dan bangsa Tungus disebut orang Asia juga.

Terkahir, kata Asia digunakan untuk menyebut keturunan ras Mongoloid. Sebagai informasi, Rusia dihuni oleh setidaknya dua ras utama, yaitu ras Kaukasia dan ras Mongoloid. Yang digolongkan ras Mongoloid ini, di antaranya suku Buryat, Yugakir, Evenk, Kalmuk, Tuva, Chukchi, Eskimo, Koryak, Aleut, dan Khakass.

Vladimir Putin adalah contoh ras Kaukasoid dari etnis Rusia yang mengisi 78% populasi penduduk di sana. Etnis ini pula yang acap kali menjadi gambaran umum orang Rusia di mata dunia.

Namun, mengidentifikasi ras Kaukasia dan Mongoloid di Rusia bukan pekerjaan mudah dan tidak bisa “ditebak” hanya dari tampilan fisik semata. Menurut Prof. Ilya Perevozchikov, penulis buku antropolopgi untuk mahasiswi di Rusia, dua ras ini telah mengalami pencampuran.

Ia mencontohkan etnis Tatar dan Kazak yang secara fisik lebih cocok disebut ras Mongoloid, ternyata memiliki darah campuran antara kedua ras ini. Percampuran semacam ini yang membuat kata “Asia” di Rusia memiliki banyak arti dan kadang, “tidak jelas dan menyesatkan,” menurutnya.

Etnis dan ras tidak berhubungan sama sekali, jelas Prof. Perevozchikov. Etnis adalah pengelompokan manusia secara sosial berdasarkan kesamaan budaya, karenanya merupakan gagasan sosial. Sementara ras adalah pengelompokan manusia berdasarkan karakteristik biologis tertentu dan oleh karenanya merupakan gagasan biologis.

Dengan sedemikian banyak dan beragam etnis di Rusia, konstitusi negera bekas pusat Uni Soviet tersebut menjamin setiap negara bagian (dalam istilah Rusia disebut subjek federal) untuk melestarikan budaya lokal setempat, Salah satunya dengan menjamin hak untuk memiliki dan menggunakan bahasa suku bangsanya sendiri di samping bahasa Rusia.

Back to top button