POTPOURRI

Bolsonaro, Presiden ‘Santuy’ Saat Menghadapi lebih 5000 kematian warganya.

Brasil – Setidaknya ada tiga presiden yang selama Pandemi virus Corona yang pikiran maupun gaya hidupnya, terkesan nyeleneh.  Mereka adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Korut Kim Jong Un dan RajaThailand Maha Vajiralongkorn.

KekonyolanTrump yang paling mencolok adalah sarannya untuk menggunakan suntikan cairan disinfektan ke tubuh sebagai obat virus corona. Di Korut, Kim Jong Un melakukan gimix yang mencuri perhatian publik, setelah ramai diisukan meninggal, eh ternyata segar bugar.

Di Thailand, ketika rakyatnya berjuang menghadapi wabah corona, sang raja malah mengisolasi diri bersama 20 selir dan di pegunungan Alpen, Jerman.

Selain 3 penguasa diatas, Presiden Brasil Jair Bolsonaro, seperti diberitakan AFP menunjukan sikap kurang respek terhadap pandemi covid-19  dan dampaknya bagi kesehatan masyarakat di negaranya.

“So What? Maafkan aku. Apa yang ingin aku lakukan?” jawab Bolsonaro ketika ditanya wartawan tentang negaranya yang melewati 5.000 kematian, lebih banyak dari Cina.

Dia juga bercanda bahwa meskipun nama tengahnya adalah Mesias, dirinya tidak bisa melakukan mukjizat sepersti Sang Mesias.

Kalau versi anak gaul di Indonesia mah, “So what  gitu lo?”  Biasanya dilanjutkan dengan “Emang gue pikirin? Atau “gua harus bilang wow? Atau masalah buat loe ?”, itu mungkin yang tersirat dibenak  Bolsonaro.

Jawaban  Bolsonaro yang terkesan nyapirakeun (menyepelekan) itu menuai  kemarahan publik. Para gubernur, politisi, petugas medis dan tokoh-tokoh media melontarkan kecaman karena kurangnya empati presiden Brasil tersebut.

Saat ini Brasil lebih dari 91 ribu kasus Corona yang terkonfirmasi dan itu belum mencapai puncaknya.Bahkan para ilmuwan mengingatkan bahwa angka sebenarnya bisa 15 hingga 20 kali lebih tinggi.

Sebelumnya Bolsonaro menganggap virus corona sebagai ‘flu kecil’ dan tidak memutuskan untuk melakukan social distancing sebagai upaya menghambat penyebaran wabah

“Benar-benar tidak dapat diterima.”  Ujar Gubernur negara bagian Rio de Janeiro Wilson Witzel, menanggapi  pernyataan Bolsonaro.

Witzel mengecam presidennya itu karena lebih bersikap ironis tentang kematian ketimbang berusaha menjadi pemimpin pada saat gawat, ketika kesehatan masyarakat diambang kehancuran.

Bolsonaro memang terbiasa dengan kontroversi padahal korban tewas akibat Covid-19 di Brasil telah mencapai 6.300 sehingga menempatkan negara itu menghadapi skenario suram seperti Italia atau Amerika Serikat.

Demikian pula  Joao Doria, gubernur negara bagian Sao Paulo yang berada di garis depan melawan virus corona menghadapi  lebih dari 2.500 kematian di wilayahnya, merasa marah kepada Bolsonaro. Doria mendesak Bolsonaro untuk mengunjungi rumah sakit.

Presiden Brasil itu dikabarkan tidak seperti banyak kepala negara lainnya. Dia belum pernah terlihat di rumah sakit mana pun. Juga tidak pernah menyatakan solidaritasnya kepada para korban virus corona, keluarga yang ditinggalkan atau staf layanan kesehatan yang ‘mengutuk’ kurangnya ventilator atau tempat tidur.

“Sedikit sekali kepekaan yang ditunjukan Bolsonaro terhadap tragedi yang dialami keluarga-keluarga terkena dampak pandemi secara langsung,” kata Lucio Renno, direktur Institut Ilmu Politik di Universitas Brasilia.

“Gaya tangan besinya lebih keras daripada menunjukkan solidaritas atau empati,” kata Renno kepada AFP. Gayanya Ini menarik untuk diperbandingkan dengan panutannya Bolsonaro sendiri, yakni Presiden AS Donald Trump.

Renno selanjutnya mengatakan karena tanggapan Bolsonaro yang enteng itu, telah mengejutkan sebagian besar penduduk dan memperkuat pendapat  baik sebagian besar elit maupun rakyat Brasil bahwa ia tidak layak memerintah.

“Siapa pun yang menunjukkan penghinaan terhadap bangsanya sendiri tidak bisa lagi menjadi presiden,” kata Miriam Leitao, penulis op-ed di harian O Globo. Menurutnya ungkapan ‘So What?’ secara tidak langsung menunjukan  Bolsonaro mundur dari kursi kepresidenan.

Menanggapi kritikan dari berbagai pihak diatas, Bolsonaro menanggapinya dengan cepat. “Tanyakan kepada Joao Doria atau Covas mengapa orang-orang terus mati walaupun mereka telah mengambil tindakan pembatasan seperti itu” kata presiden.

Namun pada hari Jumat, pers menyatakan dan menyalahkan bahwa meningkatnya lonjakan infeksi dan kematian karena Bolsonaro telah mendorong orang untuk pergi bekerja demi mencegah jatuhnya ekonomi. Dan pendukung Bolsonaro dengan bersemangat  turun ke jalan untuk memprotes perintah penutupan.

Analis politik Andre Pereira Cesar Bolsonaro memperingatkan jika Presiden Bolsonaro tidak menunjukan sikap kepemimpinannya untuk memerangi virus maka akan menjadi catatan sejarah dan  akan ‘diadili’ oleh para pemilih.

Back to top button