POTPOURRI

Rumah Bordil Terbesar di Eropa Pun Tumbang Karena Corona

Penutupan rumah pelacuran kemungkinan akan memaksa pelacuran di bawah tanah, dan membuat perempuan berisiko lebih besar dieksploitasi.

JERNIH— Buat kelompok-kelompok anti-maksiat, ini barangkali sebuah berita baik di tengah segudang berita buruk selama pandemic Covid-19 melanda dunia. Banyak rumah-rumah bordil alias tempat pelacuran rontok akibat covid-19.

Salah satunya adalah rumah bordil “Pascha” di tengah kota Köln di Jerman, yang secara resmi mengajukan kepailitan ke Pengadilan Tata Usaha setempat, sebagaimana dilaporkan banyak media massa di negara tersebut.

Kepada harian lokal Express, direktur Pascha Armin Lobscheid mengatakan:, “Memang sulit dibayangkan, tapi saya sudah mengajukan permohonan kepailitan ke pengadilan.. Kami sudah berakhir.”

Armin Lobscheid menerangkan, semua cadangan keuangan rumah bordil itu sudah terpakai menutupi biaya yang harus dibayar selama masa lockdown dan pelarangan prostitusi karena wabah corona. Rumah bordil Pascha berlokasi di sebuah gedung berlantai 11 dan memiliki sekitar 60 staf gedung, termasuk juru masak. Ada sekitar 120 pekerja seks yang menggunakan kamar di gedung itu, kata harian Express.

Sejak wabah corona menyebar lima bulan lalu, negara bagian Nordrhein-Westalen (NRW) melarang semua kegiatan prostitusi sebagai bagian dari langkah-langkah meredam penyakit Covid-19.

Armin Lobscheid mengatakan, kondisi tidak jelas sampai kapan pembatasan dan larangan beroperasi akan berakhir yang membuat prospek bisnisnya makin redup. “Kami tidak dapat membuat rencana apa-apa dalam situasi seperti ini. Kami mungkin dapat mencegah kebangkrutan dengan bantuan bank, kalau kami yakin bahwa segala sesuatunya bisa dimulai kembali awal tahun depan,” katanya kepada Express. Namun hingga kini tidak ada yang bisa memberi kepastian kapan larangan beroperasi akan berakhir.

Armin Lobscheid menambahkan, semua orang tahu bahwa layanan seks berbayar akan tetap berlanjut meskipun ada larangan, tetapi semuanya berlangsung secara diam-diam tanpa pengawasan dan tanpa pemungutan pajak.

Organisasi yang mewakili pekerja seks telah memperingatkan bahwa penutupan rumah pelacuran kemungkinan akan memaksa pelacuran di bawah tanah, membuat perempuan berisiko lebih besar dieksploitasi.

Sebelumnya, biro kredit terkemuka Credirreform sudah memperingatkan akan terjadi peningkatan besar pengajuan kepailitan di Jerman yang dipicu oleh pembatasan sosial karena pandemi corona.

“Mulai kuartal keempat, akan ada peningkatan besar dalam permphonan (kepailitan),” kata Direktur Utama Creditreform Volker Ulbricht, pekan lalu. Dia mengatakan, terutama perusahaan yang begerak di bidang pertunjukkan buadaya, olahraga dan rekreasi berada di bawah tekanan.

Yang terutama terancam kepailitan adalah bisnis kecil sampai menengah. Hal ini sudah bisa terlihat dari riwayat pembayaran angsuran kredit saat ini, kata Volker Ulbricht.

Minta dibolehkan bekerja

Rumah Bordil Pascha yang dikenal dengan sebutan Gedung Biru itu memiliki lebih 100 ruang apartemen yang bisa disewa pekerja seks komersial. Selain itu ada juga restoran, cafe, salon penata rambut, binatu dan toko-toko kecil.

Asosiasi pekerja seks komersial sejak lama menuntut agar mereka dibolehkan bekerja lagi. Asosiasi mengatakan, pelarangan hanya akan menjerumuskan para pekerja seks ke dalam kegiatan ilegal, sama sekali tanpa perlindungan hukum dan keamanan sosial.

Para pekerja seks komersial dan pengelola rumah bordil beberapa waktu lalu menggelar aksi protes di beberapa kota besar seperti Berlin, Hamburg dan Köln. [BBC/deutsche welle]

Back to top button