Solilokui

Dzun Nun Al Mishri dan Sepersepuluh-Sepuluh-Sepuluh-Sepuluh Bagian Makhluk

“…Jika Dia melihatmu mencengkeram selain-Nya, Dia akan menyerahkanmu kepada orang yang engkau cengkeram itu, dan menyerahkan orang yang engkau cengkeram itu kepadamu, dan kalian akan binasa di tangan satu sama lain.”

JERNIH—Dzun Nun Al-Mishri pernah bercerita. Aku sedang berkelana di pegunungan ketika melihat sekelompok orang yang tampak menderita berkumpul bersama.

“Apa yang telah menimpa kalian?” aku bertanya.

“Ada seorang salih yang tinggal dalam sebuah gua di sini,” mereka menjawab. “Sekali setahun ia keluar dan menghembuskan nafasnya ke orang-orang, dan yang sakit pun menjadi sembuh. Lalu ia akan masuk kembali ke dalam guanya dan tak akan keluar sampai tahun berikutnya.”

Aku pun ikut menunggu dengan sabar sampai ia keluar. Lalu aku melihat seorang lelaki lemah keluar gua, dengan muka pucat dan mata sayu.

“Keterpesonaanku kepadanya membuat tubuhku gemetar,” kata Dzun Nun.

Ia melihat orang banyak dengan pandangan penuh kasih. Kemudian ia memandang langit dan menghembuskan nafasnya beberapa kali ke tubuh orang-orang sakit. Mereka pun mendadak sembuh. Saat ia hendak kembali ke dalam guanya, aku menarik jubahnya.

“Demi cinta Illahi!” Dzun Nun memekik,” Engkau telah menyembuhkan penyakit jasmani. Berdoa, dan sembuhkanlah penyakit rohani.”

“Dzun Nun,” ia berkata sambil memandangku. “Lepaskan cengkeramanmu. Sang Sahabat tengah memperhatikan kita dari Puncak Kekuasaan dan Keagungan. Jika Dia melihatmu mencengkeram selain-Nya, Dia akan menyerahkanmu kepada orang yang engkau cengkeram itu, dan menyerahkan orang yang engkau cengkeram itu kepadamu, dan kalian akan binasa di tangan satu sama lain.”

Setelah berkata demikian, ia kembali masuk ke dalam gua.

                                                ***

Suatu hari teman-teman Dzun Nun mendatanginya dan mendapati dirinya sedang menangis.

“Mengapa Engkau menangis,” tanya mereka.

“Semalam, kala aku kelelahan dalam shalat,” jawab Dzun Nun,” Mataku terpejam dan aku tertidur. Aku berjumpa dengan Tuhan di dalam mimpiku, dan Dia berkata kepadaku,”Wahai Abul Faidh, Aku menciptakan semua makhluk dan mereka terbagi menjadi sepuluh bagian. Aku menawarkan dunia materi kepada mereka; sembilan dari sepuluh bagian itu memalingkan muka kepada dunia materi. Satu bagian tetap bergeming. Satu bagian itu juga terbagi menjadi sepuluh bagian. Aku menawarkan Sorga kepada mereka; sembilan bagian memalingkan wajah mereka ke Sorga. Satu bagian tetap bergeming.”

“Satu bagian itu juga terbagi menjadi sepuluh bagian. Aku menghadirkan Neraka ke hadapan mereka, semua melarikan diri dan berhamburan karena takut akan Neraka. Hanya satu bagian yang tetap bergeming, mereka tidak terpikat kepada dunia materi, tidak cenderung kepada Sorga, dan tidak takut kepada Neraka. Aku berkata kepada mereka,”Hamba-hamba-Ku, kalian tidak memandang dunia materi, kalian tidak cenderung kepada Sorga, kalian tidak takut kepada Neraka. Apa yang kalian cari?”

Mereka menengadahkan kepada dan berkata,” Engkau Maha Mengetahui apa yang kami inginkan.” [dsy]

Dari Fariduddin Aththar, “Kisah-kisah Sufi Agung”, Pustaka Zahra, 2005    

Back to top button