Solilokui

Enigma Freddie Mercury

Di sini dirinya sebagai seorang penyaru ulung kentara. Dia berlaku peran sesuai tuntutan personanya. Dia mengganti-ganti ‘topeng’ sesuai kebutuhan untuk diperlihatkan dan dilampiaskan seoptimal mungkin, entah sebagai rock star (musisi),

Oleh :  Anwar Holid

JERNIH– Setiap tanggal 5 September fans band Queen merayakan hari ulang tahun Freddie Mercury. Sebagai musisi, kreativitas dan kemampuannya   luar biasa. Sebagai pribadi, ia enigmatik. Jalan hidupnya unik, terkadang kontroversial, namun berakhir tragis.

Freddie meninggal setelah Queen merilis “Innuendo” (1991). Namun spekulasi bahwa Freddie menderita HIV-AIDS sudah terdengar sejak Queen merilis “The Miracle” (1989). Di video clip Queen era itu Freddie tampak sangat kurus, tulang pipi menonjol, mata cekung, dan mulai terkena kanker kulit. Dia mencukur kumis tebalnya, namun membiarkan cambang dan kumis tumbuh tipis. Penampilan seperti itu menguatkan dugaan fans, meski dia belum mengaku kepada umum.

Awalnya Freddie merahasiakan ia terjangkit HIV-AIDS dari ketiga teman satu unitnya di Queen, yaitu Brian May, Roger Taylor, dan John Deacon. Ia malah mengaku pertama kali kepada Jim Beach, manajer mereka. Keputusan ini membuktikan Freddie seorang pemilih dan tertutup. Ini kebalikan dengan citranya di panggung yang kharismatik, memikat, meledak-ledak, dan sangat komunikatif.

Di sini dirinya sebagai seorang penyaru ulung kentara. Dia berlaku peran sesuai tuntutan personanya. Dia mengganti-ganti ‘topeng’ sesuai kebutuhan untuk diperlihatkan dan dilampiaskan seoptimal mungkin, entah sebagai rock star (musisi), teman, makhluk sosial, dan pecinta. Bisa dibilang dia mengeksplorasi berbagai peran itu hingga ujung, berani mendobrak tabu, bahkan melampaui batas, misalnya soal seks.

Apa yang kira-kira ingin dilampiaskan atau disembunyikan seorang rock star jika pada dasarnya dia berkeliaran dari satu puncak ke puncak lain? Apa dia kebingungan dan akhirnya terjebak dalam kepura-puraan akut? Saat bermusik, Freddie sangat ekspresif, imajinatif, terbuka, banyak ide. Dia juga mudah berempati atas nasib manusia. Sebaliknya, dia sengaja menutupi kehidupan pribadi, yang hanya dibagi pada orang tertentu yang dianggapnya mengerti dan benar-benar dekat.

Beberapa detil kebiasaan memperlihatkan betapa secara bawah sadar Freddie sulit berpura-pura atau menyembunyikan diri. Misal sebentar-sebentar mengusap bibir atas, ingin menutupi gigi tonggosnya, kuatir dengan kulit dan latar belakangnya yang berbeda dari kebanyakan orang Inggris, juga kesukaannya pada wanita tegap berpayudara besar. 

Kecenderungan biseksualnya bisa jadi tidak lepas dari pengaruh lingkaran gaya hidup sangat bebas. Manajer hebat di awal karir Queen ialah seorang gay, teman dekat Freddie banyak yang homoseksual dan biseksual, asisten pribadinya pun gay. Kehidupan asmara Freddie sering berakhir buruk. Semua itu membuatnya lebih parah. Gaya hidup Freddie memang sangat berisiko, sementara saran ketiga temannya dalam unit Queen agar berhati-hati tak digubris.

Ketika Freddie menyadari dirinya bakal tak tertolong lagi, kondisi itu membuatnya ringkih. Penyakit memaksa orang-orang di dekatnya harus sangat hati-hati berinteraksi dengan dia. Tapi, justru saat itulah dia berusaha terus berdiri dan total memaksimalkan bakat demi melampiaskan kemampuan terbaiknya. Di fase ini lahirlah “Barcelona” bersama Monserrat Caballe yang ambisius, diteruskan kerja terakhir bersama Queen untuk menghasilkan “Innuendo” yang pantas dikenang. Freddie seperti memberi ‘perlawanan’ terakhir dengan penuh gaya. Dia berusaha mengeluarkan kemampuan terbaik sebelum akhirnya direnggut HIV-AIDS.

Magnet terkuat Queen memang Freddie Mercury. Di atas panggung, aksinya sungguh menawan. Dia membuat ribuan penonton terkesima, terperangah, sekaligus mampu menggerakkan orang agar kompak melakukan aba-abanya, entah berdendang, menyanyi bersama, tepuk tangan, dan lain-lain.

Di luar panggung, usai pertunjukan, ketika proses kreatif berakhir, dia memisahkan diri. Dalam kondisi seperti itu hanya sedikit orang tahu kepribadian Freddie Mercury sesungguhnya. Fans hanya bisa memandang dia dari jauh. Pertama untuk menikmati karyanya. Kedua penasaran siapa sesungguhnya Mr. Bad Guy ini. Apa dia seorang rock star atau raja berpura-pura? [ ]

Anwar Holid, editor dan penulis, tinggal di Bandung. Blog: halamanganjil.blogspot.com. Twitter: @nwrhld. IG: @anwarholid.

Back to top button