Solilokui

Samara

Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan bahwa Malaikat Rahmat akan pergi menjauh dari rumah pasangan yang sering terlibat pertengkaran

Oleh  :  Ismail Solihin

Entah siapa yang pertama kali membuat akronim Samara untuk Sakinah, Mawaddah dan Rahmah. Samara dalam Bahasa Sunda berarti bumbu yang dapat membuat masakan menjadi sedap. Seperti halnya masakan yang akan menjadi sedap karena adanya bumbu, pernikahan pun akan membuat hidup pasangan suami istri dipenuhi dengan kebahagiaan bila di dalamnya ada sakinah, mawaddah wa rahmah. Lalu apa sebenarnya makna SAMARA?

Ismail Solihin

Sakinah artinya kedamaian, ketenteraman yang diperoleh setelah kedua pasangan saling bisa memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan . Pernikahan memang memadukan dua karakter manusia yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. John Grey berusaha menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan laksana dua makhluk yang berasal dari planet berbeda Men Are from Mars, Women Are from Venus. Laki laki dan perempuan memang diciptakan berbeda tetapi keduanya bisa saling memahami. Bila perbedaan antara laki laki dan perempuan itu sudah bisa saling dipahami maka akan muncullah kedamaian dan kepercayaan diantara keduanya.

Sakinah juga sangat menentukan keberkahan rejeki pasangan yang menikah. Yang dimaksud berkah di sini adalah bertambahnya kebaikan (ziyadatul khair) dalam arti yang luas termasuk bertambahnya rizki. Ternyata pada saat seorang suami mengucapkan ijab qabul pernikahan , maka detik itu juga Allah SWT mengutus Malaikat Rahmat untuk mengurusi rizki pasangan yang baru menikah. Sehingga pasangan yang baru menikah secara teoritis tidak akan bangkrut bilamana mereka berada dalam keadaan damai (tidak rajin bertengkar).

Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan bahwa Malaikat Rahmat akan pergi menjauh dari rumah pasangan yang sering terlibat pertengkaran. Jadi sayang kan kalau malaikat Rahmat yang sudah sengaja diundang dengan ijab qabul seorang suami saat akad nikah kemudian sering hengkang dari rumah gara-gara suami istri di rumah itu sering bertengkar.

Tujuan lain dari pernikahan adalah mawaddah. Sebagian mufasir sepakat bahwa yang dinamakan dengan mawaddah adalah jima’ (hubungan seksual suami istri). Lembaga pernikahan merupakan sarana untuk menyalurkan hasrat seksual laki laki dan perempuan secara halal dan sehat.  Pada saat laki-laki menyentuh wanita pacarnya yang belum menjadi muhrim maka hukumnya adalah haram. Tetapi lain halnya bila seorang suami membelai istrinya, maka dosa keduanya berguguran. Bila membelai pasangan saja bias menggugurkan dosa dosa apalagi bila suami istri melakukan jima’ …. tak terperikan pahalanya.

Di sisi lain suami istri yang jarang melakukan hubungan lama kelamaan hubungannya akan semakin hambar dan rumah tangganya berada di jurang kehancuran.

Tujuan pernikahan yang ketiga adalah rahmah. Yang dimaksud rahmah adalah keturunan yang merupakan buah cinta dari hubungan suami istri. Anak-anak menjadi jangkar yang akan memperkokoh cinta di dalam suatu rumah tangga. Di dalam konteks budaya kita anak memiliki makna yang berspektrum luas.

Indonesia mengenal konsep nilai ekonomi anak, dimana anak diharapkan bisa membantu ekonomi orang tua manakala orang tua beranjak renta. Tidak sedikit keluarga Indonesia yang menerapkan konsep extended family, di mana keluarganya terdiri dari ayah, ibu, anak ditambah dengan nenek atau kakek. Dalam Islam, anak juga merupakan harta kekayaan yang luar biasa karena doa anak akan meringankan beban orang tua mereka di alam akhirat.

Jadi pernikahan nampaknya dirancang oleh Sang Maha Pencipta sebagai sarana bagi suami dan istri mengembangkan cinta yang tidak berkesudahan (eternal love) sejak pasangan itu masih muda hingga mereka beranjak dewasa dan renta. [  ]

Sukapada, Juli 2020

Back to top button