Veritas

Kepulangan Ribuan TKI Tekan Indonesia Tingkatkan Uji Covid-19

Sekitar 90.000 pekerja telah kembali ke Indonesia, membutuhkan pengetesan untuk menjamin keamanan

-Dengan 991 korban, Indonesia memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di Asia setelah Cina dan India

HONG KONG—Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada Senin (11/5) kemarin mengatakan, dengan data infeksi terbaru sebanyak 14.265 kasus, Indonesia menghadapi gelombang baru kasus virus corona dengan kembalinya para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), termasuk pekerja kapal pesiar, yang selama ini bekerja di luar negeri.

Menteri Retono mengatakan, sekitar 90.000 TKI telah kembali ke Indonesia, termasuk hampir 73.000 hanya dari negara tetangga Malaysia. Retono meminta para TKI yang kembali pulang itu untuk menghormati protokol kesehatan yang berlaku.

Menlu Retno mengatakan, pemerintah telah meningkatkan langkah-langkah untuk mengantisipasi masuknya pekerja migran yang pulang ke rumah dengan meningkatkan pengujian dan mendirikan lokasi karantina di seluruh negara. Jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi di Indonesia naik menjadi 14.265 pada hari Senin, setelah 233 infeksi baru tercatat dalam 24 jam terakhir, kata Achmad Yurianto, juru bicara satuan tugas Covid-19 pemerintah.

Delapan belas kematian tambahan membawa jumlah total kematian menjadi 991 orang. Indonesia memiliki angka kematian tertinggi ketiga di Asia setelah Cina dan India, menurut data dari Johns Hopkins University.

Dengan pandemi yang tidak menunjukkan tanda-tanda melambat, Presiden Joko Widodo telah menyerukan peningkatan kapasitas diagnostik negara, saat mengatakan bahwa pengujian harian sebanyak 4.000-5.000 spesimen itu “jauh di bawah target kami”. Kurangnya tenaga kerja terlatih dan sistem infrastruktur medis yang membentang telah membatasi negara berpenduduk 270 juta orang itu untuk menguji hanya sekitar 116.000 tersangka, kehilangan banyak waktu untuk meningkatkan pengujian menjadi 10.000 per hari.

Jokowi memerintahkan para bawahannya untuk mempercepat produksi alat uji dan rantai reaksi polimerase untuk mengatasi wabah yang menurut aparatur kesehatan dapat menginfeksi lagi sekitar 95.000 orang ke depan.

Lonjakan infeksi yang terjadi itu tidak menghentikan para elit pemerintah untuk membahas relaksasi dari penguncian sebagian (PSBB) yang diberlakukan di kota-kota besar sejak Juni lalu, untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada ekonomi dan kondisi ketenagakerjaan.

Sementara itu, penduduk berusia 45 dan di bawahnya mungkin akan diizinkan untuk melanjutkan kegiatan, dengan alasan mereka tidak rentan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Hal tersebut dikatakan Kepala Satuan Tugas Covid-19 Indonesia, Doni Monardo.

“Kelompok ini akan diberi ruang untuk lebih aktif guna meminimalkan PHK,” kata Doni Monardo, pada konferensi pers online. “Orang di bawah 45 tahun yang sehat secara fisik, memiliki mobilitas tinggi dan, jika mereka terpapar virus, mereka jarang sakit atau menunjukkan gejala,” kata Doni. Ia juga mengatakan, pemerintah berusaha melindungi bagian paling rentan dari penduduk sambil menjaga ekonomi tetap hidup.

“Dibutuhkan kerja keras dan disiplin dari semua lapisan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,” katanya. [South China Morning Post]

Back to top button