Veritas

Klaim Cina Sudah Taklukan Pandemi Virus Corona Layak Diragukan

Blogger dan ahli biokimia Cina Fang Zhouzi yang kini bermukim di AS ikut mengecam data resmi pemerintah Cina. Di Twitter-nya dia menulis, “Tidak ada yang harus percaya pemerintah setempat yang telah berbohong tentang statistik demi ekonomi.”

BEIJING— Beberapa hari ke depan akan menjadi batu ujian yang sulit bagi Cina. Setelah mengklaim telah menaklukan pandemic Covid-19, akankah Cina membiarkan warganya untuk memperingati ‘Hari Pembersihan Pusara’ pada 4 April mendatang.

Tanggal 4 April merupakan momen besar di Coina. Hari itu menandai Festival Qingming atau “Hari Pembersihan Pusara”, saat orang-orang Cina datang menghormati makam-makam leluhur mereka dengan membersihkan makam, menabur bunga dan membakar sekian banyak uang kertas palsu sebagai persembahan agar leluhur mereka dapat menikmati kehidupan nyaman di akhirat.

Kondisi Kota Wuhan dari kejauhan, tiga hari lalu

Persoalannya, tahun ini festival tersebut masih dibayangi awan hitam wabah virus corona, belum lagi lock down wilayah dan larangan pertemuan publik pun di beberapa tempat masih berlaku.

Beberapa waktu terakhir Cina telah mengumumkan situasi wabah yang telah mereda. Jumlah infeksi baru COVID-19 terus berkurang. Di Provinsi Hubei, tempat kasus yang mendunia ini bermula, langkah-langkah penguncian telah dicabut secara bertahap. Para politisi papan atas telah muncul di depan umum tanpa mengenakan masker saat pertemuan partai, bicara dengan public dan investor, atau pada sesi pemotretan di warung makan. Mereka tengah mengibarkan pesan kuat kepada dunia: Kami telah kembali ke bisnis sehari-hari. Kini kami segera kembali menggenjot pertumbuhan ekonomi!

Namun, pertumbuhan ekonomi Cina tahun ini tetap masih tanda tanya besar. Awal pekan lalu, bank investasi terbesar Cina, China International Capital Corporation, menurunkan perkiraan pertumbuhan 2020 dari 6,1 persen menjadi hanya 2,6 persen.  Para pakar dan politisi Cina tampanya sepakat bahwa pertumbuhan enam persen adalah batas bawah untuk mengamankan lapangan pekerjaan dan tatanan sosial.  

Jadi, pada Rabu (25/3) lalu, Presiden Cina, Xi Jinping, telah meminta lebih banyak kerja sama ekonomi kepada Kanselir Jerman Angela Merkel yang dilakukannya via percakapan telepon. Xi mengatakan, rantai pasokan sesegera mungkin harus dihidupkan kembali, selain mendesak agar potensi baru untuk kerja sama kedua negara segera ditetapkan.

Media Jerman Deutsche Welle mencatat, Cina masih memiliki ekonomi terencana, sehingga berbagai provinsi selalu ingin memenuhi keinginan Partai Komunis. Karena itu rutinitas ekonomi normal sudah harus dimulai sesegera mungkin, sementara pembatasan dalam kehidupan sehari-hari harus segera dicabut.

Skeptisisme di antara warga Cina

Persoalannya, orang-orang Cina sendiri belum bisa sepenuhnya mempercayai pemerintah mereka. Menurut seorang pengguna media sosial WeChat, pencabutan penguncian wilayah (lockdown) tidak selalu merupakan hal yang baik untuk warga negara biasa.

“Pemerintah tidak ingin menimbulkan risiko pada pertumbuhan dan harus memberikan bukti keberhasilan,” kata dia. Ia berpendapat, banyak orang yang terinfeksi mungkin bahkan tidak tahu karena mereka tidak menunjukkan gejala apa pun atau hanya mengalami gejala-gejala ringan. Jika langkah-langkah karantina dicabut, menurut pengguna itu, virus corona baru yang sangat menular akan terus menyebar.

Jurnal ‘Nature’ baru-baru ini menerbitkan temuan penelitian pemodelan yang dilakukan tim yang dipimpin DR Wu Tangchun dari Huazhong University of Science and Technology di Kota Wuhan. Penelitian itu menunjukkan, hingga 18 Februari 2020, pihak berwenang tidak mengetahui bahwa sekitar 60 persen dari semua infeksi telah terjadi di Wuhan pada saat itu.

Meski demikian kepada China News Weekly  Wu mengakui pemodelannya tidak sempurna. “Ini matematika, bukan studi lapangan,” kata dia.  Namun dia menegaskan, jumlah yang digunakan sebagai dasar sangat konservatif dan merebaknya wabah baru sangat mungkin terjadi.

Catatan yang ada, sejauh ini telah terjadi 2.500 kematian akibat pandemi virus corona di Wuhan. Namun dalam sepekan terakhir, hanya terjadi satu infeksi baru yang dilaporkan. Rabu (25/3) lalu atau 63 hari setelah penutupan wilayah (lockdown), semua dari 171 jalur bus kembali beroperasi. Mulai Sabtu (28/3) dan seterusnya, enam dari tujuh jalur kereta bawah tanah pun kembali beroperasi sesuai jadwal normal.

Sistem kereta api ke  dan dari Wuhan juga akan segera berjalan normal. Dengan demikian, para pekerja migran yang bersama keluarga mereka di suatu tempat lain ketika lockdown diumumkan akan dapat kembali melakukan rutinitas pekerjaan mereka.

Deutsche Welle menulis, Cina telah memperkenalkan sistem kode kesehatan nasional yang menilai individu berdasarkan informasi kesehatan dasar dan riwayat perjalanan mereka. Banyak warga negara Cina telah mendapatkan kode QR yang menyimpan informasi tentang identitas, nomor telepon, serta informasi kesehatan dasar dan sejarah perjalanan mereka. Sebelum menggunakan transportasi umum, orang-orang Cina sekarang harus memindai kode itu lebih dahulu.

Dr Zhong Nanshan, Pak Doni Monardo-nya RRC

Namun kembali, masih banyak orang Cina merasa skeptis. “Bahkan generasi pensiunan yang dulunya begitu loyal kepada partai, kini tidak percaya begitu saja omong kosong ini,” tulis seorang blogger dari Wuhan. “Pemerintah sedang berusaha membuktikan kepada Barat, sekarang sudah tidak ada infeksi. Namun, itu tidak lebih dari sekadar slogan.”

Blogger dan ahli biokimia Cina Fang Zhouzi yang kini bermukim di AS ikut mengecam data resmi pemerintah Cina. Di Twitter-nya dia menulis, “Tidak ada yang harus percaya pemerintah setempat yang telah berbohong tentang statistik demi ekonomi.”

Dia berpendapat, hanya jika National People’s Congress yang ditunda dan Chinese People’s Political Consultative Conference kembali dilangsungkan, baru dirinya percaya pandemi telah benar-benar berakhir. “Kehidupan rakyat di Cina kurang berharga disbanding kehidupan para pejabat dan wakil rakyat.”

Kedua pertemuan itu seharusnya berlangsung pada Maret, tetapi ditunda tanpa batas waktu karena wabah.

Namun, banyak pula warga Cina yang percaya penasihat medis senior pemerintah, Zhong Nanshan, yang berperan penting dalam memerangi SARS pada 2003 dan telah memimpin upaya penanggulangan pandemi COVID-19. Dia memperingatkan para ahli virus Eropa dalam konferensi video pada Rabu (25/3) lalu, mungkin akan ada gelombang kedua infeksi. “Langkah isolasi dan karantina saat ini harus diperluas. Sangat penting untuk berhati-hati, khususnya tentang orang-orang yang kembali dari wilayah berisiko tinggi.”

Cina saat ini juga memperingatkan warga negaranya untuk tidak melakukan perjalanan ke Jerman. Kamis (26/3) lalu, Cina mengumumkan akan melarang masuknya semua warga negara asing, termasuk mereka yang memiliki visa atau izin tinggal yang sah.  [Deutshe Welle/China News Weekly]

Back to top button