Veritas

Kultus Egoisme yang Membunuh Amerika

Jadi apa yang sedang terjadi? Apakah para pemimpin kita benar-benar hanya sekumpulan orang bodoh?

Oleh    : Paul Krugman*

Tanggapan bangsa Amerika terhadap pandemi virus corona justru usulan untuk sama-sama kalah (lose-lose proposition).


Paul Krugman

Pemerintahan Presiden Trump dan para gubernur negara bagian yang loyal terhadapnya, seperti Ron DeSantis di Florida, berkeras bahwa tidak ada trade-off antara pertumbuhan ekonomi dan pengendalian penyakit. Mungkin saja mereka benar, tetapi tentu  tidak dengan cara yang mereka pikir.

Pembukaan kembali (reopening) secara prematur menyebabkan infeksi Covid-19 melonjak. Sesuai dengan populasi, jumlah orang Amerika yang saat ini meninggal akibat Covid-19 sekitar 15 kali lipat angka di Uni Eropa atau Kanada. Namun pemulihan “kapal roket” yang dijanjikan Donald Trump, telah jatuh terbakar, ambyar dan bisa lagi diharapkan: pertumbuhan lapangan kerja tampaknya telah terhenti atau bahkan terbalik, terutama di negara-negara bagian yang paling agresif menyudahi jarak social dan protokol Covid-19. Kini telah muncul indikasi awal bahwa ekonomi AS telah tertinggal di belakang ekonomi negara-negara utama Eropa.

Jadi, boleh dibilang AS telah gagal total di dua front sekaligus: di sisi epidemiologis dan ekonomi akibat pandemi. Tapi mengapa?

Di muka semua itu, jawabannya adalah bahwa Trump dan para sekutunya terlalu bersemangat untuk melihat besarnya jumlah pekerjaan, sehingga mereka mengabaikan risiko infeksi dan bagaimana pandemi kembali bangkit dan potensial merusak ekonomi. Seperti yang telah saya dan yang lain katakan, mereka gagal dalam ujian marshmallow, mengorbankan masa depan yang lebih baik karena sedikit pun mereka tidak mau menunjukkan sedikit kesabaran.

Pasti ada banyak penjelasan soal itu. Tapi ini bukan keseluruhan cerita.

Satu hal saja, orang yang benar-benar fokus untuk memulai kembali ekonomi seharusnya menjadi pendukung besar langkah-langkah untuk membatasi infeksi tanpa merugikan bisnis–di atas segalanya, harus memaksa orang Amerika memakai masker. Sebaliknya, Trump justru menertawakan mereka yang memakainya dengan mengatakan “benar secara politis,” sementara para gubernur dari Republik tidak hanya menolak untuk mengamanatkan orang-orang memakai masker, tetapi bahkan mereka mencegah para walikota memberlakukan aturan local pemakaian masker.

Selain itu, para politisi yang ingin melihat ekonomi bangkit kembali seharusnya menghendaki untuk mempertahankan daya beli konsumen hingga upah kembali pulih. Alih-alih demikian, para Republikan di Senat malah mengabaikan tanggal 31 Juli, batas akhir soal tunjangan pengangguran khusus, yang berarti bahwa puluhan juta pekerja akan menyaksikan pukulan besar terhadap pendapatan mereka, serta merusak ekonomi secara keseluruhan.

Jadi apa yang sedang terjadi? Apakah para pemimpin kita benar-benar hanya sekumpulan orang bodoh? Ya, mungkin. Tetapi ada penjelasan yang lebih mendalam tentang perilaku Trump yang menghancurkan diri sendiri dan sekutunya: mereka semua adalah anggota dari Sekte Egoisme Amerika.

Anda tahu, AS yang modern berkomitmen pada proposisi bahwa keserakahan itu baik. Bahwa kita semua menjadi lebih baik ketika individu-individu terlibat dalam pengejaran kepentingan pribadi yang tidak terhalang. Dalam visi mereka, maksimalisasi keuntungan tanpa batas oleh bisnis dan pilihan konsumen yang tidak diatur, adalah resep untuk membangun masyarakat yang baik.

Dukungan untuk proposisi ini, jika ada, lebih emosional daripada intelektual. Saya sudah lama dikejutkan oleh intensitas kemarahan sayap kanan terhadap peraturan yang relatif sepele, seperti larangan fosfat dalam deterjen dan standard efisiensi untuk bola lampu. Itu prinsipnya: banyak orang-orang di sayap kanan marah atas saran apa pun bahwa tindakan mereka harus mempertimbangkan kesejahteraan orang lain.

Kemarahan ini kadang-kadang digambarkan sebagai cinta kebebasan. Tetapi orang-orang yang bersikeras tentang hak untuk mencemari–terutama tidak direpotkan oleh, katakanlah, agen federal merobek-robek pemrotes damai. Apa yang mereka sebut “kebebasan” sebenarnya sama sekali tidak bertanggung jawab.

Namun, kebijakan rasional dalam pandemi adalah tentang mengambil tanggung jawab. Alasan utama Anda tidak harus pergi ke bar dan memakai masker bukanlah perlindungan diri, meskipun itu bagian dari itu. Intinya adalah, berkumpul di ruang yang bising dan penuh sesak atau menghembuskan droplet ke udara bersama-sama,  membuat sama-sama berisiko. Dan itulah hal yang benar-benar dibenci orang-orang sayap kanan Amerika. Mereka benci mendengarnya.

Kadang-kadang bahkan sayap kanan benar-benar menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab mereka. Ingat bagaimana Senator Rand Paul, yang kuatir dirinya mungkin terinfeksi Covid-19, masih saja berkeliaran di Senat dan bahkan berolah gara di gym sembari menunggu hasil tesnya?

Kemarahan pada saran-saran tentang tanggung jawab sosial juga membantu menjelaskan bencana fiskal yang kini menjulang. Sangat mengejutkan bagaimana banyak orang Republikan mendapat tentangan dari kenaikan tunjangan pengangguran sementara; misalnya, Senator Lindsey Graham, menyatakan bahwa manfaat itu akan diperpanjang “atas mayat kita.” Mengapa kebenciannya sampai seperti itu?

Bukan soal manfaatnya yang membuat pekerja tidak mau mengambil pekerjaan. Tidak ada bukti bahwa ini terjadi–itu hanya sesuatu yang ingin dipercayai oleh Partai Republik. Dan dalam hal apa pun, argumen ekonomi tidak dapat menjelaskan soal kemarahan.

Sekali lagi, itu sebuah prinsip. Membantu para penganggur, bahkan jika pengangguran itu bukan karena  kesalahan mereka sendiri, adalah pengakuan diam-diam bahwa orang Amerika yang beruntung harus membantu sesama warga yang kurang beruntung. Dan itu adalah pengakuan yang tidak ingin dilakukan oleh pihak yang berhak.

Agar jelas, saya tidak mengatakan bahwa Partai Republik mementingkan diri sendiri. Kami akan melakukan hal yang jauh lebih baik jika hanya itu yang ada. Intinya, sebaliknya, bahwa mereka telah mementingkan diri sendiri, melukai prospek politik mereka sendiri dengan menegaskan hak untuk bertindak egois, bahkan kalau pun itu melukai orang lain.

Apa yang diungkap saat ini oleh virus korona adalah betapa kuatnya pemujaan egoisme Amerika. Dan aliran sesat ini membunuh kita. [The New York Times]

Paul Krugman, memenangkan Hadiah Nobel Memorial 2008 dalam Ilmu Ekonomi untuk karyanya tentang perdagangan internasional dan geografi ekonomi. @PaulKrugman

Back to top button