- Lirik We Are The Champions yang ditulis tangan dan membentang sembilan halaman ditaksir akan terjual Rp 5,5 miliar.
- Sebagian hasil penjualan akan disumbangkan ke Mercury Phoenix Trust dan Elton John Aids Foundation.
JERNIH — Balai Lelang Sotheby’s, Rabu 26 April, mengumumkan akan melelang 1.500 item koleksi pribadi Freddie Mercury, front man grup rock legendaris Queen.
Koleksi Mercury sebagian besar berasal dari rumahnya di sebelah barat London, dan tidak tersentuh sejak kematiannya tiga dekade lalu. Sebelum dilelang, barang-barang itu akan dipamerkan di London selama satu bulan, mulai 4 Agustus.
Sebelumnya, Juni 2023, sebuah ansambel akan melakukan tur ke New York, Los Angeles, Hong Kong, dan Lonson.
Barang-barang Freddie Mercury terdiri dari pakaian, lukisan, dan benda-benda kehidupan sehari-hari sang penyanyi. Lelang akan dilakukan dalam enam penjualan di London, dan diperkirakan akan menghasilkan enam juta pound, atau Rp 111 miliar.
Barang-barang itu dijual oleh Mary Austin, salah satu teman dekat Freddie Mercury yang merawat sebagian barang-barang itu di bekas rumahnya di Garden Lodge, distrik kelas atas Kensington, London, sejak kematian sang legenda.
“Saya gembira memiliki hak istimewa untuk hidup dikelilingi semua yang indah dan dicari dan dicintai Freddie,” kata Austin dalam pernyataan yang dirilis Sotheby’s.
“Namun, tahun-tahun telah berlalu, waktunya telah tiba bagi saya untuk mengambil keputusan sulit; menutup babak sangat istimewa dalam hidup saya,” lanjut Austin.
Freddie Mercury, menurut Austin, adalah kolektor luar biasa dan cerdas. “Ia menunjukan kepada kita bahwa keindahan dan kesenangan, serta percakapan, dalam ditemukan dalam segala hal,” kata Austin.
We Are The Champions
Koleksi Freddie Mercury meliputi replika St Edward’s Crown, yang versi aslinya akan digunakan Raja Charles III dalam penobatan pekan depan. Mahkota ini dikenakan Freddie Mercury di atas panggung tahun 1980-an.
Jubah yang menyertai mahkota itu, dengan bulu palsu, beludru merah, dan berlian imitasi, dibuat oleh perancang kostum Diana Moseley. Jubah ini juga akan dijual.
Freddie Mercury tampil di konser Live Aid yang terkenal tahun 1985. Selama tur terakhir tahun 1986, Freddie Mercury membawakan God Save The Queen. Koleksi foto dua tur ini diperkirakan terjual 80 ribu pound, atau Rp 1,5 miliar.
Lirik tulisan tangan We Are The Champions, yang tak pernah terlihat sebelumnya, juga akan dilelang. Draf lirik itu membentang sembilan halaman, dan diperkirakan akan terjual antara 200 ribu sampai 300 ribu pound, atau Rp 3,7 miliar sampai Rp 5,5 miliar.
Mungkin tidak berlebihan jika Sotheby’s menaksir setinggi itu. We Are The Champions adalah lagu Queen paling terkenal selain Bohemian Rhapsody.
Kada karya Pablo Picasso dan Henri Matisse, set permata Faberge berusia seratus tahun, jam meja nephrite dan enamel, cetakan balok kayu Jepang yang antik, yang juga akan ditawarkan.
“Koleksi Freddie Mercury adalah manifestasi kreativitas, selera, dan mata yang tak salah menilai keindahan,” kata David Mcdonald dari Sotheby’s.
Austin akan menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan ke Mercury Phoenix Trust, lembaga yang didirikan Freddie Mercury bersama gitaris Brian May, Roger Taylor, dan manajer Jim Beach, untuk mendukung inisiatif HIV/Aids, dan Elton John Aids Foundation.