Site icon Jernih.co

20 Tahun Lagi, AS Bukan Negara Kulit Putih tapi Multiras

JERNIH — AS baru saja mengumumkan hasil sensus 2020, yang menunjukan populasi kulit putih mengalami penurunan, dan penduduk Asia dan Hispanik meningkat tajam. Muncul perkiraan dua dekade lagi AS bukan lagi negara kulit putih, tapi multiras.

Data populasi lokal ini adalah hasil sensus 2020, dengan sebagian besar kematian akibat Covid-19 tak dihitung. Tujuan sensus adalah menggambar ulang distrik kongres

“Negara ini telah berubah secara dramatis,” kata William Frey, seorang ahli demografi di Brookings Institution, kepada Washington Post awal pekan ini.

Menurut Frey, penurunan populasi kulit putih terjadi delapan tahun lebih awal dari perkiraan ahli demografi. Penyebabnya adalah epidemi opioid dan tingkat kelahiran yang rendah setelah resesi hebat.

Opioid adalah obat pereda rasa sakit. Sedangkan epidemi opioid dalah penggunaan obat pereda rasa sakit berlebihan, yang berkontribusi menyebabkan kematian akibat overdosis.

Tahun 2019, epidemi opioid menyebabkan 70 ribu kematian. Korban adalah pengguna obat pereda rasa sakit tanpa resep dokter. Obat diperoleh dari sumber ilegal.

Saat ini, penduduk kulit putih AS mencapai 57,8 persen dari 331 juta penduduk, turun 8,6 persen sejak 2010. Sebanyak 31,1 juta orang diidentifikasi berkulit putih dalam kombinasi dengan kelompok lain.

“Tahun 2045, jumlah penduduk kulit putih AS kemungkinan turun di bawah 50 persen,” kata Frey.

Populasi kulit hitam, atau Afro-Amerika, naik dari 38,9 juta pada tahun 2010 menjadi 46,9 juta saat ini. Namun, populasi sub Afro-Amerika turun dari 13 persen menjadi 12,1 persen.

Beberapa ras lain, dalam campuran dan subras non kulit putih dan Afro-Asia, mencapai 49,9 juta atau meningkat 129 persen.

Populasi multiras meningkat sebesar 276 persen, dari sembilan juta menjadi 33,8 juta. Ada juga 24 juta orang Asia, 9,7 juta orang Indian Amerika, dan penduduk asli Alaska, serta 1,6 juta penduduk asli Hawaii dan Kepulauan Pasifik lainnya.

Populasi Hispanik atau Latin, dari ras apa pun, mencapai 62,1 juta atau 18,6 persen dari total populasi.

Data lain menunjukan penduduk kota tumbuh sebesar sembilan persen, dengan 86 persen populasi tingga di kawasan metro. Perubahan penting lainnya adalah jumlah anak, penduduk AS di bawah 18 tahun berjumlah 73,1 juta pada tahun 2020, turun 1,4 persen dibanding satu dekade lalu.

“Data ini memberi gambaran baru tentang komposisi dan keragaman ras dan etnis di negara ini,” kata Nicholas Jones, direktur dan penasehat senior untuk penelitian dan penjangkauan ras dan etnis di Biro Sensus.

Menurutnya, perbaikan yang dilakukan pada sensus 2020 mencakup dua pertanyaan terpisah tentang asal-usul dan ras Hispanik. Ini mengungapkan populasi AS jauh lebih multiras dan beragam dibanding pada masa lalu.

Karena sensus mengambil snapshot pada 1 April 2020, hasilnya tidak mencerminkan 619 ribu lebih kematian yang dikaitkan dengan Covid-19.

Exit mobile version