- Tiga bulan bantuan tak datang. Sekian lama tak bisa keluar akibat pembatasan Covid-19.
- Muslim Rohingya mulai kekurangan pangan, dan terancam kelaparan.
- Jika tak ada bantuan dalam satu bulan lagi, kelaparan itu pasti.
JERNIH — Lebih 500 ribu Muslim Rohingya di kamp-kamp pengungsian di Sittwe dan Buthidaung, negara bagian Rakhine, Myanmar, kekurangan pangan akibat tak menerima bantuan dalam tiga bulan terakhir.
Maung Maung Tin, manajer kap Khaung Dokka U, mengatakan kepada The Irrawaddy bahwa ratusan ribu Muslim Rohingya di Sittwe tidak menerima bantuan sejak Juni 2021.
“Kami hampir tidak bisa membeli makanan,” kata seorang pengungsi Muslim Rohingya di kamp Sae Thamar Gyi di Sittwe kepada The Irrawaddy.. “Kami tidak bisa keluar karena pembatasan Covid-19, kami tidak punya pekerjaan.”
Menurutnya, ada kejahatan kecil di kamp, seperti mencuri makanan. Itu dilakukan mereka, atau keluarga mereka, yang kelaparan.
Staf World Food Program (WFP) memberi tahu pengungsi bahwa mereka tidak memberi bantuan karena peirntah dari manajer mereka. WFP sebelumnya memberi tunjangan 15 ribu kyat, atau Rp 129 ribu, per kepala di kamp itu.
Ratusan ribu pengungsi berlindung di kamp-kamp di Sittwe sejak perselisihan sektarian yang menargetkan komunitas Muslim tahun 2012. Beberapa mencari nafkah dengan memancing, bertani, dan atau pekerjaan sambilan. Lainnya, dalam jumlah sangat banyak, bergantung bantuan internasional.
Situasi serupa terlihat di desa-desa Muslim Rohingya di Kotapraja Buthidaung, di perbatasan Bangladesh. “Kami tidak menerima bantuan selama lebih tiga bulan,” kata Hteik Hto Pauk, seorang Muslim di kamp pengungsian itu.
Menurutnya, orang-orang terpaksa menjual atau menggadaikan apa saja yang mereka miliki. Mereka tidak bisa keluar mencari nafkah karena Covid-19.
“Setiap hari kami merindukan perbekalan dan lelah bertanya kapan bantuan akan datang,” katanya.
Ada lebih 50 tibu Muslim di beberapa kota di Kotapraja Buthidaung. WFP memberi mereka persediaan beras, minayk, dan kebutuhan pokok lainnya, setiap bulan.
Organisasi non-pemerintah internasional sedang berbicara dengan otoritas militer Rakhine, untuk memberi bantuan ke desa-desa Rohingya dan kamp pengungsian.