Afghanistan – Kasus pelecehan seksual yang menimbulkan korban sangat banyak mengguncang Afghanistan. Setidaknya 546 murid laki-laki diduga menjadi korban yang diduga dilakukan para guru dan pejabat setempat.
Kasus yang terjadi di Provinsi Logar ini memicu keprihatinan masyarakat internasional ini diungkap oleh dua aktivis, Musa Mahmudi dan Ehsanullah Hamidi. Keduanya sempat ditangkap oleh badan intelijen sebelum kemudian dibebaskan.
Kepada koran Inggris, The Guardian, Mahmudi mengungkapkan setidaknya 546 anak laki-laki diduga mengalami pelecehan seksual oleh jaringan pedofil yang melibatkan guru dan pejabat.
Beberapa korban menceritakan apa yang mereka alami kepada The Guardian, surat kabar Amerika Serikat The New York Times dan stasiun televisi berita independen Afghanistan, ToloNews, seperti dikutip dari BBC, Kamis (28/11/2019).
The Guardian juga memberitakan bahwa beberapa korban “telah dibunuh”. Dikatakan pula, para pegiat sudah mendapatkan lebih dari 100 bukti berupa rekaman video. Salah seorang korban, remaja laki-laki berusia 14 tahun, kepada The New York Times mengatakan seorang guru memanggilnya dan memberitahu ia akan lulus ujian jika “melakukan hal kecil” untuk sang guru.
Remaja ini menuturkan guru tersebut “membawanya masuk ke ruang perpustakaan sekolah, mengunci pintu, dan kemudian memperkosanya”. Di sekolah yang sama, seorang murid laki-laki berusia 17 tahun mengatakan “mengalami hal yang sama dari kepala sekolah”. Ia mengatakan kepala sekolah “akan membunuhnya jika menceritakan kejadian yang ia alami kepada orang lain”.
Beberapa pegiat melakukan serangkaian wawancara kepada korban dan menemukan bahwa “di tiga sekolah saja di Logar, ada sedikitnya 165 murid laki-laki yang mengaku menjadi korban pelecahan seksual di lingkungan sekolah”. Setelah kasus ini ramai dibicarakan, badan intelijen menangkap dua pegiat, Mahmudi dan Hamidi, dengan alasan “mengganggu ketertiban umum”.
Sediq Sediqqi, juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani mengatakan presiden “sangat terganggu” dengan intervensi yang dilakukan badan intelijen atas kasus ini. Ia mengatakan presiden ingin segera dilakukan penyelidikan.
“Presiden ingin memastikan badan dan lembaga seperti Komisi Independen Hak Asasi Manusia, Kementerian Dalam Negeri, dan lembaga-lembaga terkait melakukan investigasi,” kata Sediqqi dalam wawancara dengan BBC, hari Rabu (27/11/2019). [Zin]