- Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, ikut berkomentar dengan menggambarkan tontonan itu sangat tidak menghormati umat Kristen.
- Penyelenggara mengatakan ini soal keberagaman. Keberagaman berarti kebersamaan.
JERNIH — Konferensi Uskup Prancis mengecam penyelenggara Olimpiade Paris 2024 atas parodi Perjamuan Terakhir bertema LGBTQ dalam upacara pembukaan. Penyelenggara mengatakan pertunjukan itu menceminkan nilai dan prinsip mereka.
Berlangsung di pusat kota Paris, Jumat 26 Juli malam, penyelenggara menampilkan sekelompok waria, homoseksual, dan transeksual berpose di meja, seperti Yesus Kristus dan para rasulnya dalam lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo Da Vinci.
Sebuah piring saji raksasa didorong ke luar di depan meja, dan muncul seorang pria yang hampir telanjang, yang didandani menyerupai Dionysius — dewa anggur dalam pesta Yunani.
Sepanjang pertunjukan buah zakar penari pria itu terlihat gondal-gadul di belakang meja.
“Upacara itu sayangnya mencakup adegan yang mengejek dan mencemooh Kekristenan. Itu sangat kami sesalkan,” kata Konferensi Uskup dalam pernyataan yang dirilis Sabtu 27 Juli.
“Kami berterima kasih kepada para anggota denominasi agama lain, yang telah menyatakan solidaritas mereka dengan kami,” lanjut pernyataan itu. “Pagi ini kami memikirkan semua umat Kristen di semua benua terluka oleh tindakan berlebihan dan provokasi dari beberapa adegan.”
Di AS, Uskup Robert Barron dari Minnesotta menyebut adegan itu sebagai ejekan kasar terhadap Perjamuan Terakhir. Wakil PM Italia Matteo Salvini mengatakan membuka Olimpiade dengan menghina miliaran umat Kristen di seluruh dunia adalah awal yang sangat buruk bagi Prancis.
CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk menggambarkan tontonan itu sangat tidak menghormati umat Kristen. Pengusaha teknologi Dr Eli David menulis; “Sebagai Yahudi, saya marah dengan penghinaan keterlaluan terhadap Yesus dan agama Kristen.”
Presiden Olimpiade Paris 2024 Tony Estanquet mengatakan; “Kami membayangkan sebuah upacara untuk menunjukan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kami, sehingga kami memberikan pesan yang sangat berkomitmen.”
Menurutnya, ide pertunjukan adalah benar-benar memicu refleksi, menyapaikan pesan sekuat mungkin.
“Ide kami adalah inklusi,” kata Thomas Jolly, direktur artistik upacara itu. “Kami ingin berbicara tentang keberagaman. Sebab, keberagaman berarti kebersamaan. Kami ingin melibatkan semua orang.”