Site icon Jernih.co

Ambon, Daerah Timur Langganan Gempa

AMBON – Kota Ambon dan sekitarnya, sepertinya menjadi langganan bencana alam gempa bumi. ‘Entah apa yang merasukinya’. Hingga daerah tersebut tercatat ribuan kali digoyang dalam beberapa waktu.

Semalam, Kamis (14/11/2019), sekitar pukul 18.15 waktu setempat, masyarakat di wilayah itu kembali dibuat panik, menyebabkan mereka kembali mengungsi, ke tenda-tenda yang telah dibangun pascagempa magnitudo 6,5 pada 26 September 2019 lalu.

Diawali magnitudo 5,1 pada Selasa malam (12/11/2019), pukul 19.10, membuat masyarakat trauma, meski terjadi gempa dengan magnitudo lebih kecil. Apalagi dipengaruhi sejumlah gempa susulan pada Rabu(13/11/2019) sehingga warga Kota maupun Pulau Ambon lebih memilih mengungsi. Khawatir dinding rumah retak karena guncangan hingga saat ini telah lebih dari 2.100 kali.

Jika melihat laporan BMKG, Ambon pagi tadi, Jumat (15/11/2019) kembali diguncang beberapa kali meski tak sekuat pada hari sebelumnya.

Gempa yang mengguncang Ambon diduga berkaitan dengan susunan tektonik kompleks di daerah itu. Bahkan beberapa wilayah lain di Provinsi Maluku juga memiliki susunan tektonik yang sama.

“Kawasan ini memang memiliki tatanan tektonik yang kompleks. Ada beberapa unsur tektonik di wilayah ini, yaitu Sesar Sorong, Sesar Buru, Sesar Tarera Aiduna, dan Seram Through,” ujar Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono beberapa waktu lalu.

Karena itu, memungkinkan pembangkit gempa di Ambon, Kairatu, Haruku, dan Masohi, Provinsi Maluku berkaitan dengan aktifnya salah satu struktur sesar di wilayah tersebut. Hal itu setelah dirinya merujuk pada karya tulis ilmiah “Tectonic evolution of North Seram Basin, Indonesia, and its control over hydrocarbon accumulation conditions” karya Zhugang dkk (2016).

Dalam tulisan Zhugang dkk disebut “Kawa Strike-Slip Fault Belt” atau Jalur Sesar Mendatar Kawa yang diduga memiliki kaitan dengan gempa yang terjadi pada 26 September 2019 yang berkekuatan magnitudo 6,5.

Dari data yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), akibat gempa tersebut 30 orang meninggal dan ratusan luka-luka.

Pada september pasca gempa dahsyat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan TNI-Polri, Kementerian Sosial, hingga BNPB turut menangani korban gempa Ambon. Segera mengirimkan bantuan ke masyarakat yang tertimpa bencana.

“Kepada korban yang meninggal saya tadi sampaikan ke Menteri Sosial untuk memberikan santunan dan untuk yang luka-luka perawatannya akan ditanggung pemerintah dan terkait kerusakan fisik akibat gempa masih dilakukan pendataan secara detail, tapi kemarin saya terakhir mendapat laporan kira-kira 100 (rumah) lebih sedikit yang rusak,” kata Jokowi.

Tercatat kerusakan rumah terdampak mencapai 171 unit, dengan rincian 59 rusak berat, 45 rusak sedang dan 67 rusak ringan. Fasilitas pendidikan rusak sebanyak lima unit antara lain beberapa bangunan di Universitas Pattimura dan Kampus IAIN.

Exit mobile version