Site icon Jernih.co

Amerika Hentikan Vaksin Johnson & Johnson Setelah Ditemukan Pembekuan Darah

Kini vaksin yang diproduksi perusahaan Belgia ini, tengah menjalani peninjauan ulang oleh regulator obat Eropa.

JERNIH-Enam orang warga Amerika Serikat (AS) dikabarkan mengalami efek samping setelah enam hingga 16 hari menerima suntikan vaksin Corona Johnson & Johnson.

Keenam orang itu mengalami efek sampingan berupa pembekuan darah. Seorang perempuan bahkan dilaporkan meninggal setelah mengalami pembekuan darah dan satu wanita lainnya dalam kondisi kritis di rumah sakit.

Lembaga kesehatan federal Amerika Serikat memutuskan menangguhkan penggunaan vaksin Corona Johnson & Johnson.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, hingga saat ini hampir tujuh juta warga AS telah menerima vaksin Corona Johnson & Johnson. Sebanyak sembilan juta dosis vaksin tersebut juga telah didistribusikan ke luar Amerika.

Akibat kejadian di Amerika itu, kini vaksin yang diproduksi perusahaan Belgia ini, tengah menjalani peninjauan ulang oleh regulator obat Eropa.

Dilansir Reuters, Produsen vaksin J&J mengatakan pihaknya menerima laporan langka terjadinya pembekuan darah pada orang yang diberi vaksin Covid-19. Selanjutnya mereka bekerja dengan regulator untuk mengecek data dan juga memberikan informasi yang relevan.

FDA menangguhkan penggunaan vaksin ini atas rekomendasi dari CDC.

“Hari ini, FDA dan CDC mengeluarkan pernyataan terkait vaksin Johnson & Johnson. Kami merekomendasikan penundaan penggunaan vaksin ini karena begitu banyak peringatan,” demikian pernyataan FDA melalui Twitter.

Dalam program vaksinasi Corona, pemerintah AS menggunakan vaksin dari dua perusahaan lain, yakni Pfizer-BioNTech dan Moderna.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS telah mengetahui beberapa laporan individu yang mengalami pembekuan darah serius. Namun pembekuan darah dari mereka yang menerima vaksinasi J&J memiliki banyak penyebab berbeda. (tvl)

Exit mobile version