Jernih.co — Anji, yang belakangan terlibat perseteruan dengan organisasi profesi Pewarta Foto Indonesia (PFI) terkait foto karya fotografer National Geographic Joshua Irwandi, akhirnya meminta maaf secara terbuka melalui akun Instagram (IG) @duniamanji miliknya pada Senin (20/7/2020) sore.
Dalam unggahannya, ia mengaku telah melakukan komunikasi dengan Sekretaris Jenderal PFI Hendra Eka. Salah satu poin yang dibicarakannya adalah bahwa ia tidak bermaksud mendeskriditkan profesi jurnalis foto dan karya foto itu sendiri. Yang Anji persoalkan adalah pola penyebaran foto tersebut di media sosial.
Kesalahan yang diakuinya adalah tidak menyertakan kalimat tambahan untuk memperjelas poin yang ia maksud. Selain itu, hal lain yang ia sampaikan dan menurutnya masih jadi ganjalan adalah mengenai kode etik medis (rumah sakit) terhadap penanganan pasien COVID-19 dan keluarganya.
Diperbolehkannya fotografer mengambil gambar korban meniggal akibat corona sementara pihak keluarga dilarang melihat jenazah adalah hal yang masih ia pertanyakan karena merasa belum mendapat penjelasan yang memuaskan terkait hal ini.
Anji mengaku bahwa biasanya ia tak pernah menghapus unggahan terkait opininya. Namun, untuk menghormati Joshua dan PFI, YouTuber pemilik akun Dunia Manji ini akhirnya menghapus unggahan foto tangkapan layar (screenshot) unggahan Joshua Irawadi yang viral beberapa hari belakangan.
Seraya itu, produser musik ini juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka sebagaimana yang diminta PFI dalam surat pernyataannya.
“Untuk kesalahpahaman ini saya meminta maaf kepada PFI dan pastinya kepada Joshua Irwandi. Tadi malam pun dalam forum dengan 300-an orang Fotografer, termasuk di dalamnya ada Joshua, saya sampaikan permintaan maaf untuk penerimaan informasi yang berbeda. Ini adalah permintaan maaf terbuka, seperti yang tertulis di @pewartafotoindonesia,” tulisnya.
Sebagaimana diberitakan Jernih sebelumnya, perseteruan ini berawal dari unggahan foto karya Joshua Irwandi di IG mengenai jenazah korban COVID-19 yang dibungkus plastik warp di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Foto tersebut dinilai Anji memuat banyak kejanggalan, terutama dalam hal penyebarannya di media sosial yang ia kaitkan dengan fenomena pendengung (buzzer), influencer, dan sejenisnya. Hal lainnya yang ia pertanyakan adalah prihal prosedur penanganan pasien COVID-19 dan keluarganya.
Gugus Tugas COVID-19 Telusuri Foto “Mayat Corona”
Juru Bicara Pemerintah Untuk Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, pihaknya akan meneluri informasi terkait foto tersebut. Jika yang terjadi seperti yang tergambar dalam foto, ia mengatakan, ada kesalahan prosedur yang dilakukan rumah sakit.
“Apakah bisa dijelaskan foto itu diambil di RS apa? Kita perlu melakukan pembinaan juga,” kata Achmad Yurianto, dikutip dari detik.com pada Minggu (20/7/2020).
Ia menambahkan, seharusnya jenazah tidak dibungkus plastik terlalu rapat sebagaiamana tergambar dalam foto jika masih berada di ruang perawatan.
Pembungkusan jenazah bertujuan agar cairan dari tubuh jenazah tidak keluar saat dipindahkan dari kamar perawatan ke kamar mayat untuk dimandikan.
“Coba lihat foto baik-baik. Apakah ada kamar jenazah pakai kasur, ada TV, dan ada tensimeter di dindingnya? Apakah ada prosedur seperti itu? Apakah jenazah dimandikan di kamar perawatan? Dibungkus plastik biar tidak ada cairan yang tercecer sebelum (jenazah) dimandikan,” papar Yuri. [*]
Baca juga : Kronologi Pertikaian Anji versus Jurnalis Foto