Inflasi tahunan di Rusia mencapai level tertinggi sejak akhir 2015 pada 11 Maret dan harga gula melonjak 12,8% pada minggu lalu
JERNIH – Kalau di Indonesia kemarin diberitakan ada pihak berusaha menimbun minyak goreng, di Rusia warga berusaha menimbun gula. Banyak orang Rusia menganggap gula, bersama dengan bahan pokok, seperti soba dan garam, sebagai produk yang berguna untuk ditimbun pada saat krisis.
Layanan Anti-Monopoli Federal Rusia (FAS) mengatakan Kamis (17/3/2022), bahwa pihaknya sedang melakukan inspeksi “anti-kartel” di produsen gula utama menyusul kenaikan tajam harga gula dan kekurangan yang “tidak dapat dibenarkan” di beberapa daerah karena serbuan pembeli mmbeli.
Rekaman video yang tidak diverifikasi yang direkam di wilayah Rusia dalam beberapa hari terakhir dan diposting di media sosial menunjukkan orang-orang di supermarket saling berdesak-desakan bersaing untuk mengambil sebanyak mungkin kantong gula.
Banyak orang Rusia menganggap gula, bersama dengan bahan pokok, seperti soba dan garam, sebagai produk yang berguna untuk ditimbun pada saat krisis dan bergegas untuk membeli persediaan setelah sanksi Barat terhadap Rusia atas konflik di Ukraina melemahkan rubel dan membuat harga pangan lebih tinggi.
“Ibu mertua saya ada di toko kemarin dan tidak ada gula yang tersisa sama sekali. Dia juga tidak dapat menemukannya di toko lain,” kata Oleg, seorang pekerja bangunan di kota Vladimir itu.
Inflasi tahunan di Rusia mencapai level tertinggi sejak akhir 2015 pada 11 Maret dan harga gula melonjak 12,8 persen pada minggu lalu, data dari layanan statistik Rosstat menunjukkan pada hari Rabu. Pihak berwenang telah memberi tahu orang-orang bahwa tidak ada alasan untuk terburu-buru membeli produk makanan.
“Tidak adanya gula di rak-rak toko di beberapa daerah disebabkan oleh lonjakan permintaan, yang didorong oleh organisasi yang tidak jujur,” kata FAS, organisasi anti-monopoli, seraya menambahkan bahwa pihaknya sedang memeriksa produsen gula, rantai ritel, dan perantara. .
Analis Promsvyazbank mengatakan kekurangan itu disebabkan oleh perilaku konsumen dan bukan karena kekurangan produk. Dikatakan penjualan gula telah meningkat sekitar 6,5 kali lipat sejak awal Maret.
Larangan Ekspor
Rusia telah melarang ekspor gula hingga 31 Agustus dan menetapkan kuota bebas bea untuk impor 300.000 ton gula dan gula mentah sebagai bagian dari langkah-langkah yang diharapkan akan mengurangi inflasi pangan domestik.
“Kami tidak memiliki masalah dengan gula, produsen kami memproduksinya dalam jumlah yang cukup,” kata Viktor Evtukhov, wakil menteri industri dan perdagangan, Kamis. [*]