SYDNEY—Setelah beberapa waktuterkesan mereda,kebakaran hutan Australia kembali terjadi di selatan New South Wales. Kobaran api menyebabkan tiga orang tewas setelah kecelakaan sebuah pesawat pemadam kebakaran. Industri pariwisata Australia di ambang kerugian besar.
Melonjaknya suhu dan angin kencang menyalakan kembali kobaran api yang menyebabkan terjadinya kebakaran hutan Australia pada Kamis (23/1) lalu, sebagaimana dilaporakn Al-Jazeera. Asap hitam tebal yang berbahaya menyelubungi Canberra dan memaksa bandara ditutup, setelah beberapa hari sebelumnya cuaca yang lebih dingin telah membawa ketenangan.
“Kedatangan dan keberangkatan dipengaruhi oleh penerbangan operasi pemadam kebakaran,” menurut otoritas bandara dalam sebuah tweet yang juga dikutip Al- Jazeera.
Kicauan lain di Twiter polisi lalu lintas mengatakan, “Api bergerak cepat dan ada banyak penutupan jalan di daerah itu. Harap hindari daerah itu. Penghalang jalan lokal ada di sana.”
Kamis 23 Januari lalu Al-Jazeera melaporkan, upaya untuk memerangi kebakaran hutan Australia yang mengamuk seketika berubah menjadi mematikan, setelah sebuah pesawat terbang C-130 jatuh dalam bola api sekitar 400 km (248 mil) selatan Sydney. Tiga orang di dalam pesawat tewas.
Kebakaran di wilayah Snowy Mountains dan kebakaran lainnya di Bega Valley di pantai selatan negara bagian New South Wales (NSW) keduanya berkobar, di mana otoritas darurat memperingatkan penduduk untuk keluar jika mereka tidak berencana untuk mempertahankan properti mereka.
“Bahaya kebakaran baru mulai memuncak, dan kami berada di siang dan malam yang panjang di seluruh area NSW,” kata Dinas Pemadam Kebakaran Pedesaan negara bagian itu di akun Twitter-nya.
Pada Kamis (23/1) lalu, di Victoria, Al Jazeera melaporkan bahwa pemerintah negara bagian mengatakan akan menghabiskan 17,5 juta dolar Australia (sekitar 12 juta dolar AS) secepatnya untuk menyelamatkan satwa liar yang terdampak kebakaran hutan.
Pemerintah berencana untuk fokus pada spesies yang paling berisiko, di antaranya termasuk walabi batu berekor sikat, yaitu sejenis walabi yang bertelinga kecil, mamalia yang paling terancam punah, dan potaroo berkaki panjang, serta katak pohon coklat besar.
Kebakaran hutan Australia yang dimulai lebih awal dari biasanya pada musim semi, mencapai puncaknya pada Natal dan liburan musim panas, sehingga menghancurkan pendapatan bisnis yang bergantung pada wisatawan domestik dan asing.
Dewan Industri Pariwisata Australia memperkirakan kerugian industri pariwisata mencapai dua miliar dolar Australia (sekitar 1,4 miliar dolar AS), termasuk penjualan ke depan dan kerusakan fisik pada fasilitas pariwisata di seluruh wilayah yang dilanda kebakaran hutan Australia.
“Apa pun jumlah akhirnya, itu memiliki dampak yang signifikan,” ujar Simon Westaway, direktur eksekutif dewan yang mewakili bisnis pariwisata kecil dan menengah.
Tingkat pembatalan mencapai 100 persen di daerah yang terdampak kebakaran, sementara fasilitas wisata bahkan di daerah yang tidak mengalami kebakaran terkena dampaknya dengan tingkat pembatalan sekitar 60 persen. Terdapat banyak pembatalan pemesanan internasional.
“Orang-orang melihat keadaan darurat dan tidak tahu apakah mereka akan bisa masuk atau keluar,” ujar Westaway kepada Reuters. “Ini telah benar-benar menghancurkan industri pariwisata.” [ ]