Jeddah — Pemerintah Arab Saudi akan menyediakan layanan kesehatan dan asuransi kepada jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia, sejak tiba sampai berangkat pulang.
Situs arabnews.com memberitakan rencana itu tertuang dalam kerjasama yang ditanda-tangani Menteri Haji dan Umrah Mohammad Salen bin Taher Benten dan ketua Tawuniya Al-Humaid di gedung Kementerian Haji dan Umrah di Mekkah, Rabu 11 Desember 2019.
Skema asuransi adalah bagian dari rencana reformasi Visi 2030, yang bertujuan meningkatkan pelayanan jamaah.
Tawuniya ditunjuk pemerintah Arab Saudi, setelah berkonsultasi dengan Otoritas Moneter Arab Saudi (SAMA) dan Dewan Asuransi Kesehatan.
Asuransi akan dikaitkan dengan visa, segera setelah jamaah tiba di Arab Saudi. Jamaah akan dilayani oleh tim yang berbicara dalam berbagai bahasa.
Ayman Al-Arfai, pengawas umum media Kementerian Haji dan Umrah, mengatakan setoran asuran 189 riyal, atau Rp 706 ribu, per orang akan dibayarkan ke perusahaan asuransi. Setoran sebanyak itu untuk jamaah yang tinggal selama 30 hari.
Asuransi mencakup semua. Artinya, asuransi menanggung semua biaya perawatan jamaah yang sakit. Jika meninggal, pihak asuransi akan mengurus sampai kepulangan ke tanah air.
Jamaah haji dan umrah akan langsung mendapat asuransi saat menerima visa. Saat tiba di Arab Saudi dan sakit, jamaah bisa mendatangi rumah sakit dan menunjukan paspor untuk mendapatkan pengobatan.
Seluruh rumah sakit dan klinik swasta terakreditasi terlibat dalam pelayanan kesehatan jamaah dari mana pun.
Abdulaziz bin Hadsan Al-Bouq, CEO Tawuniya, mengatakan Arab Saudi sedang mengembangkan metode inotatif dalam pelayanan kesehatan jamaan dan mengurangi kecelakaan di tempat suci.
Tawuniya diberikan kontrak untuk melayani seluruh jamaah haji dan umrah dari berbagai pelosok dunia selama empat tahun.