Site icon Jernih.co

Arab Saudi Buka Perekrutan Perempuan jadi Tentara

Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Visi 2030 Arab Saudi, mendorong pemberdayaan perempuan

JERNIH – Kaum perempuan Arab Saudi kini mendapat kesempatan untuk bergabung dengan angkatan bersenjata. Rekruitmen pertama kali bagi prajurit perempuan ini tersedia posisi mulai dari prajurit hingga sersan.

Kementerian Pertahanan Saudi sudah membuka pengumuman bagi warganya yang berminat memperkuat barisan angkata bersenjatanya bagi kedua jenis kelamin untuk mendaftar melalui portal penerimaan terpadu mulai Minggu (22/2/2021).

Seperti diberitakan Arabnews, jajaran militer dari prajurit hingga sersan akan tersedia di Angkatan Darat Arab Saudi, Pertahanan Udara Kerajaan Saudi, Angkatan Laut Kerajaan Saudi, Pasukan Rudal Strategis Kerajaan Saudi, dan Layanan Medis Angkatan Bersenjata.

Semua pelamar harus lulus prosedur penerimaan sesuai dengan kondisi yang ditentukan, memiliki catatan bersih dan sehat secara medis. Tetapi beberapa kriteria tambahan harus dipenuhi untuk pelamar perempuan ini.

Pelamar wanita Saudi harus berusia antara 21 dan 40 tahun, memiliki tinggi 155 cm atau lebih, dan tidak boleh menjadi pegawai pemerintah. Pengajuan perempuan juga harus memiliki kartu identitas nasional independen dan setidaknya memiliki pendidikan sekolah menengah. Pelamar yang menikah dengan warga negara non-Saudi tidak akan diterima. Sedangkan rentang usia untuk pelamar pria pertama kali adalah antara 17 dan 40 sementara tinggi minimum mereka 160 cm.

Rekruitmen ini mendapat reaksi beragam dari berbagai kalangan. Spesialis sistem operasi, Halah Al-Ynabawi, mengatakan negara-negara Arab yang mengizinkan perempuan masuk militer telah menjadi topik kontroversial selama 30 tahun terakhir. “Tapi hari ini, dengan visi Raja Salman, dia telah memainkan peran besar dengan melibatkan perempuan di semua bidang baik di pemerintah dan sekarang di militer,” katanya kepada Arab News.

“Menurut pendapat pribadi saya, sangat penting bagi perempuan untuk berada di militer, di mana mereka dapat memiliki peran aktif dalam masyarakat konservatif kita,” kata Rahma Al-Khayri, seorang spesialis teknologi informasi, yang memiliki sudut pandang yang berbeda.

“Sepanjang sejarah, kami belum pernah mendengar seorang wanita yang datang ke lapangan dan bertarung,” katanya. “Kami selalu mendengar tentang wanita yang menyembuhkan orang, atau mungkin memantau persediaan di administrasi dan di unit kontrol. Pria itu adalah orang yang bertarung di lapangan.”

Mantan anggota Dewan Shoura Haya Al-Muni’I sebelumnya memberi tahu Asharq Al-Awsat bahwa undang-undang baru mendukung hak dan kemampuan wanita di militer Kerajaan. “Secara alami, mereka akan memasuki ranah kerja baru. Itu adalah cerminan dari kepercayaan nasional pada kesetaraan antara perempuan dan laki-laki, ”katanya.

Inisiatif ini merupakan bagian dari Program Visi 2030 Arab Saudi, mendorong pemberdayaan perempuan dan memberi mereka lebih banyak posisi kepemimpinan, dan menyoroti pentingnya keterlibatan mereka di berbagai bidang. [*]

Exit mobile version