- Arab Saudi tidak ingin menjadi episenter penyakit untuk dunia Islam.
- Penyelenggara haji masih mencari model yang aman agar tidak terjadi penularan Covid-19
JERNIH — Arab Saudi akan mengumumkan penyelenggaraan haji tahun ini dalam beberapa hari ke depan, setelah menyelesaikan penilaian terhadap tantangan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Dr Majid Al-Qasabi, pejabat kementerian penerangan Arab Saudi, mengatakan saat ini pihaknya sedang menindak-lanjuti pembaruan menyangkut pandemi Covid-19, dan Kementerian Haji dan Umah serta Kementerian Kesehatan akan mengumumkan keputusannya.
Penilaian mencakup kekhawatiran terhadap masuknya varian baru virus korona, evaluasi kerusakan, dan mencermati penyebaran virus secara benar. “Kami tidak ingin penyelenggaraan haji tahun ini menjadi episentrum penyebaran penyakit di Kerajaan Arab Saudi dan dunia Islam,” kata Dr Majid.
Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah bekerja keras meningkatkan layanan di tengah keadaan pandemi yang luar biasa. Umrah diselenggarakan lagi pada Oktober 2020, setelah model yang aman dikembangkan, dengan fokus pada teknologi dan prosedur digitalisasi.
Model yang berfokus pada teknologi termasuk aplikasi Eatmarna, yang memungkinkan pengguna meminta ijin shalat, umrah, dan salah Rawdah, di Masjid Al Haram dan Masjid Nabawi.
Lebih 20 juta orang mendapat manfaat dari aplikasi ini, dan 30 ribu orang menggunakan layanan yang disediakan Inaya (perawatan) di Makkah dan Madinah. Keduanya didirikan untuk melayani jamaah dari luar Kerajaan Arab Saudi.
Kementerian Haji dan Umrah juga menyediakan layanan transportasi yang aman, dengan mendirikan empat tempat untuk mengangkut jamaah haji dari Masjid Al Haram di Makkah.